Putra Mahkota Saudi Bela Hak Israel Hidup Tenang
jpnn.com, NEW YORK - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman membuat pernyataan mengejutkan soal Israel. Menurut Pangeran MBS, orang Israel berhak untuk hidup tenang di tanah mereka.
“Saya yakin orang Palestina dan Israel memiliki hak untuk memiliki tanah mereka sendiri. Tetapi kita harus memiliki perjanjian damai untuk menjamin stabilitas bagi semua orang agar memiliki hubungan normal,” kata MBS seperti dilansir Reuters, Selasa (3/4).
Seperti diketahui, selama ini Saudi tidak pernah mengakui kedaulatan Israel. Mereka berpandangan bahwa negara Zionis itu tak berhak atas wilayah yang mereka caplok dalam perang 1967.
Namun, Pangeran MBS melihat bahwa Israel tetaplah tetangga negara-negara Arab. Perdamaian tentu akan membawa sangat banyak manfaat bagi kawasan.
"Ada banyak kepentingan kami yang sejalan dengan Israel dan jika ada perdamaian, dan jika ada perdamaian, Israel bisa mendapat banyak hal dari negara-negara Teluk," tambah MBS.
Saudi membuka wilayah udaranya untuk pertama kalinya bagi penerbangan komersial ke Israel bulan lalu. Seorang pejabat Israel memuji langkah tersebut. Hal ini merupakan langkah yang bersejarah setelah dua tahun berupaya.
Pada November lalu, seorang anggota kabinet Israel mengungkapkan adanya kontak terselubung dengan Saudi. Ada transaksi rahasia yang lama dirumorkan yang masih disangkal oleh Riyadh. (ce1/iml/trz/JPC)
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed Bin Salman membuat pernyataan mengejutkan soal Israel. Menurut Pangeran MBS, orang Israel berhak hidup tenang di tanah mereka
Redaktur & Reporter : Adil
- Pertamina Eco RunFest 2024 Beri Dampak Positif, Mulai Lingkungan hingga Ekonomi
- Warning dari Erick Thohir Setelah Timnas Indonesia Menghancurkan Arab Saudi
- Pertamina Eco RunFest Salurkan Donasi Kemanusiaan untuk Palestina, Sebegini Nominalnya
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan