Putri Candrawathi Mengaku Dilecehkan, LPSK Ungkap 6 Kejanggalan, Ini Beda dari Komnas HAM

jpnn.com, JAKARTA - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mengungkap enam dari tujuh kejanggalan pengakuan Putri Candrawathi (PC) korban pelecehan seksual yang konon dilakukan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.
Kejanggalan-kejanggalan pengakuan istri Ferdy Sambo itu diungkap oleh Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.
Namun, Edwin tidak bisa membuka ketujuh kejanggalan atas dugaan pelecehan seksual di Magelang. "Saya hanya bisa sebut enam," kata Edwin di Jakarta, Minggu (4/9).
Pertama, peristiwa asusila itu kecil kemungkinan dapat terjadi karena ada orang lain yang berada di lokasi pada saat itu.
Orang lain itu ialah Susi yang disebut-sebut saksi kunci selain Kuat Ma'ruf (KM).
Kedua, jika terjadi pelecehan seksual, apalagi bernuansa kekerasan, Putri seharusnya bisa berteriak.
"Kalaupun terjadi peristiwa (pelecehan, red), kan, Si Ibu PC masih bisa teriak," ungkapnya.
Ketiga, Edwin bicara teori relasi kuasa terkait narasi pelecehan seksual tersebut.
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi ungkap 6 hal aneh soal Putri Candrawathi mengaku dilecehkan Brigadir J. Ini beda banget dengan rekomendasi Komnas HAM.
- Dosen Unnes yang Diduga Lecehkan Mahasiswi Langsung Dicopot dari Jabatannya
- Level Up Peradi: Pemaksaan Memakai Alat Kontrasepsi Masuk Kategori Kekerasan Seksual
- Gegara Anggaran Dipangkas, Pegawai LPSK Menyerukan Moratorium Perlindungan dan Hak
- Strategi Baru Komnas HAM Membangun Interaksi Publik Melalui Media Sosial
- Datangi Komnas HAM, Agustiani Tio Laporkan Kesewenang-wenangan KPK
- Honorer yang Satu Ini Sulit jadi PPPK, Kelakuannya Parah