Putri Cowell

Oleh: Dahlan Iskan

Putri Cowell
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Ismawan memang asli Yogyakarta. Setelah lulus SMAN 7, ia kuliah di Universitas Islam Indonesia (UII). Ia ambil jurusan informatika.

Istrinya bernama Reni Alfianty. Orang Riau. Melayu. Suami-istri ini bertemu di Yogyakarta.

"Dia dikirim Allah ke Yogyakarta agar ketemu saya," ujar Ismawan lantas tertawa. Saya tanya apa pun jawabnya sama: "Allah yang mengirim dia untuk saya".

Saya tahu: Ismawan, istri, dan juga Putri kini harus hati-hati. Tidak boleh mudah terpancing pertanyaan. Jawaban-jawaban mereka di media bisa menjadi blunder. Bisa menggagalkan cita-cita Putri untuk meraih apa pun itu.

Putri dan orang tua kini terikat aturan dari America's Got Talent. Ketat. Itu lembaga Amerika. Tidak mengenal kompromi.

Sebagai media, Disway juga harus mengerti itu. Beri kesempatan Putri untuk fokus ke tahapan berikutnya. Sukses Putri adalah sukses Indonesia di peta dunia.

Seluruh hidup Ismawan kini diabdikan sepenuhnya untuk anak-anaknya itu, apalagi Putri dalam keadaan tidak bisa melihat. Kedua matanyi buta. Dia lahir prematur. Hanya enam bulan di kandungan. Begitu lahir dia harus langsung masuk inkubator. Sampai 3 bulan.

Begitu bebas dari inkubator, Putri dibawa ke Singapura: untuk menjalani operasi mata.

Sepuluh hari Putri Ariani di Amerika: bikin kejutan besar. Bikin begitu banyak mata bangsa Indonesia berlinang: dia mendapat Golden Buzzer dari Simon Cowell.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News