Putu Arimbawa dan Nawir jadi Duta Prokes, Pakar Unair Bilang Sia-sia
jpnn.com, SURABAYA - Baru-baru ini muncul kasus pria tak bermasker Putu Arimbawa yang mengumpat ke pengunjung mal di Surabaya. Kemudian di Bekasi, seorang bernama Nawir mengusir jemaah masjid yang memakai masker.
Kedua pria itu ditangkap polisi kemudian meminta maaf dan diangkat menjadi duta protokol kesehatan (prokes). Fenomena itu mendapat komentar dari Pakar Administrasi Publik Universitas Airlangga (Unair) Falih Suaedi.
Menurut dia, duta adalah seseorang yang secara realita bisa menyentuh orang lain bukan dengan pencitraan. Maka dari itu harus ada beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan.
Falih menjelaskan, kriteria pertama figur duta memiliki pribadi yang konsisten, kepedulian tinggi terhadap bidangnya.
"Kemudian mampu memberikan nilai tambah bidang yang dikampanyekan dan menerapkan valuenya secara konsisten dalam kehidupan," kata dia, Senin (10/5).
Menurut Falih, kedua pria itu tidak mengimplementasikan value bidang yang diemban dengan baik dan konsisten karena tidak memberikan panutan.
"Kalau para pelanggar justru dijadikan duta saya melihatnya itu hal yang sia-sia dan efeknya nol,” ujar dia.
Dekan FISIP Unair itu menyebut seorang panutan harus memenuhi dia dua kriteria di antaranya harus mampu mendorong orang lain melakukan sesuatu yang sama.
Pakar Administrasi Publik Universitas Airlangga Falih Suaedi menyindir pengangkatan duta protokol kesehatan Putu Arimbawa dan Nawir.
- Ini Identitas Wanita Asal Surabaya Dibunuh Tanpa Busana di Malang
- UC & TPS Gelar Kompetisi Kewirausahaan, Sinergi Dunia Akademis dengan Industri
- Mobil Agya Tabrak Suroboyo Bus di Jalan Setail, 2 Orang Luka
- Habib Bola
- Proyek Tunnel TIJ-KBS Rampung, Bakal Diresmikan dalam Waktu Dekat
- Hujan Deras Disertai Angin Sebabkan 8 Pohon Tumbang di Surabaya