Putus Asa, Gadis Ini Adakan Pesta Terakhir dan Berencana Meninggal Bulan Ini
"Saya berjanji selalu berada di sampingnya," ujar sang ibu.
Namun, saat Bolen memantapkan hati dan mulai mengucapkan selamat tinggal pada dunia, beberapa kelompok HAM di Wisconsin berusaha mencegah kematiannya.
Sebab, sebagai remaja, Bolen tidak diperkenankan mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Apalagi memutuskan kematiannya sendiri.
"Seorang anak tidak boleh mengambil keputusan sepenting itu. Di depan hukum, dia tetap anak-anak," jelas Carrie Ann Lucas.
Lucas yang merupakan direktur eksekutif Disabled Parents Rights mengaku sedang menyelidiki lebih lanjut kasus Bolen tersebut. Menurut dia, Bolen membutuhkan pendampingan dari ahli jiwa.
Belum lama ini, bersama empat organisasi HAM lain, Lucas melayangkan surat ke Wisconsin Department of Children and Families agar turun tangan. Terutama mencegah kematian Bolen. (huffingtonpost/usatoday/hep/c20/any/flo/jpnn)
Jerika Bolen merasa menderita seumur hidupnya. Ini karena dia mengidap penyakit spinal muscular atrophy tipe 2. Kelainan genetika itu membuat otot-otot
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer