Putus Asa, Gadis Ini Adakan Pesta Terakhir dan Berencana Meninggal Bulan Ini

"Saya berjanji selalu berada di sampingnya," ujar sang ibu.
Namun, saat Bolen memantapkan hati dan mulai mengucapkan selamat tinggal pada dunia, beberapa kelompok HAM di Wisconsin berusaha mencegah kematiannya.
Sebab, sebagai remaja, Bolen tidak diperkenankan mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Apalagi memutuskan kematiannya sendiri.
"Seorang anak tidak boleh mengambil keputusan sepenting itu. Di depan hukum, dia tetap anak-anak," jelas Carrie Ann Lucas.
Lucas yang merupakan direktur eksekutif Disabled Parents Rights mengaku sedang menyelidiki lebih lanjut kasus Bolen tersebut. Menurut dia, Bolen membutuhkan pendampingan dari ahli jiwa.
Belum lama ini, bersama empat organisasi HAM lain, Lucas melayangkan surat ke Wisconsin Department of Children and Families agar turun tangan. Terutama mencegah kematian Bolen. (huffingtonpost/usatoday/hep/c20/any/flo/jpnn)
Jerika Bolen merasa menderita seumur hidupnya. Ini karena dia mengidap penyakit spinal muscular atrophy tipe 2. Kelainan genetika itu membuat otot-otot
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siapa Pemegang Kendali Vatikan Sepeninggal Paus dan Bagaimana Memilih Penggantinya?
- Sede Vacante, Masa ‘Kursi Kosong’ setelah Paus Vatikan Wafat
- Setahun Sebelum Meninggal, Paus Fransiskus Sederhanakan Liturgi Pemakaman Kepausan
- Kabar Duka, Paus Fransiskus Meninggal Dunia
- Rayakan Paskah, Presiden Kolombia Bicara soal Penderitaan Yesus & Rakyat Palestina
- Presiden Iran Masoud Pezeshkian Sebut Israel Pelaku Utama Terorisme Global