Putus Cinta, Nekat Sodomi Bocah SD

Putus Cinta, Nekat Sodomi Bocah SD
Kekerasan pada anak. Foto: JawaPos

Dia kemudian mendekap tubuh korban dari belakang. Haris meminta SAS untuk diam dan menuruti permintaannya. "Kalau nggak diam, mau saya kunci di kamar mandi," tanya Haris seraya mengancam.

"Hasil visum dan pengakuannya jelas," beber Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Surabaya AKP Ruth Yeni.

Setelah melancarkan aksi bejatnya, pelaku meminta korban untuk tutup mulut dan segera kembali ke kelas. Namun, rasa sakit yang diderita korban tak bisa disembunyikan.

Kejadian itu terungkap setelah ibu korban menanyai SAS. "Setelah mengaku, baru lapor polisi. Besoknya langsung kami tangkap," kata polwan dengan tiga balok di pundak itu.

Kini unit PPA berfokus pada penyembuhan psikis dan mental korban. SAS dan orang tuanya sudah didampingi psikolog untuk melakoni serangkaian konseling.

Namun, tugas Ruth belum selesai. Dia akan memeriksakan kejiwaan dan kesehatan fisik pelaku. Polwan asal Banyuwangi itu khawatir si anak tertular penyakit kelamin.

Sebab, aksi sodomi tersebut sangat berpotensi mendatangkan penyakit. "Secepatnya kami tindak lanjuti biar segera ada kepastian," jelasnya.

Dikonfirmasi terpisah, Haris yang baru empat bulan bekerja di SDIT menjelaskan latar belakang kejadian tersebut. Dia mengaku baru saja putus cinta dengan kekasihnya.

Pelaku sodomi sering sulit mengendalikan hawa nafsu karena keranjingan nonton film asusila.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News