Putus Tradisi Emas Menembak

Tebus di SEA Games 2015 Singapura

Putus Tradisi Emas Menembak
Putus Tradisi Emas Menembak

YANGON - Menembak selalu menjadi langganan penyumbang medali emas bagi Indonesia di dalam ajang SEA Games. Mulai SEA Games 2009 dan 2011, emas selalu menjadi persembahan petembak Indonesia, khususnya di kategori perorangan. Tahun ini, rekor dua edisi SEA Games itu akhirnya terputus.
 
Indonesia tanpa medali dari cabor menembak di SEA Games 2011. Pada perlombaan hari kedua cabor menembak di North Dagon Shooting Range, Yangon, kemarin (12/12), Indonesia kembali kehilangan potensi medali emas dari petembak putri untuk nomor 50 meter Rifle Prone putri, baik individu ataupun beregu. Salah satunya dari Maharani Ardi.
 
Rani - sapaan akrabnya - gagal mempertahankan medali emasnya di SEA Games 2011 silam. Petembak asli Sumsel ini hanya mampu finish di peringkat ketujuh dengan raihan poin sebanyak 586. Rani terpaut sembilan poin dari peraih emas di nomor ini, Kway Thu Thu dari Myanmar yang mengoleksi 595 poin.
 
Sementara itu, untuk medali perak dan perunggu menjadi milik Thailand. Untuk medali perak didapatkan Chotphibunsin Thanyalak (594), dan untuk perunggunya diperoleh Plengsaengthong Ratchadaporn (591). Kegagalan di sektor individu itu juga merembet ke beregu. Bersama Chalid Erlinawati dan Saraswati Rachma, Rani juga hanya bisa finish di urutan kelima dengan total poin 1724.
 
Praktis, kegagalan kemarin meneruskan peristiwa dua hari sebelumnya setelah Indonesia juga kehilangan peluang menambah emas di nomor Rifle Prone putra individu dan beregu. Di ajang SEA Games kali ini, Indonesia hanya mengikuti dua nomor itu saja. Rencananya, besok skuad Indonesia akan kembali ke Jakarta.
 
Setelah perlombaan, seluruh ofisial Indonesia sepakat untuk tidak mencari kambing hitam dari kegagalan memenuhi target sekeping emas ini.

"Hanya, ini akan menjadi pelajaran berharga bagi kami dan semuanya, untuk berikutnya kami akan mengincar pembalasannya di SEA Games 2015 Singapura nanti," ujar Ketua Bidang Target PB Perbakin, Siswanto.
 
Senada dengan Siswanto, head coach timnas menembak Indonesia, Glen Clifton menyatakan bahwa untuk SEA Games kali ini memang skuadnya dipersiapkan kurang maksimal. Mulai dari sisi pendanaan, program persiapan latihan, hingga pemenuhan kebutuhan atlet untuk berlatih yang juga minim.
 
Hanya, Glen enggan menyebut hal itu sebagai alasan kegagalan kali ini. Pihaknya lebih fokus ke perbaikan atletynya untuk masa ke depannya. "Untuk ke depannya kami akan berlatih lebih keras dan lebih terfokus lagi. Itulah yang selama persiapan kemarin missing dari kami," bebernya.
 
Rani sendiri mengaku ada yang berbeda dengan perjuangannya di Myanmar ini. Jika waktu di Palembang dua tahun silam dia cukup pede untuk bertanding, maka di Myanmar kali ini dirinya malah grogi.

"Mungkin karena kemarin-kemarin kami tidak ada try out, hanya try in try ini saja, jadi kurang maksimal," pungkasnya. (ren/dra)

 


Berita Selanjutnya:
Cedera Boaz tak Parah

YANGON - Menembak selalu menjadi langganan penyumbang medali emas bagi Indonesia di dalam ajang SEA Games. Mulai SEA Games 2009 dan 2011, emas selalu


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News