Putusan PN Jakarta Pusat soal Pemilu 2024 Tak Layak Dieksekusi

Alghif juga berharap, KPU akan menempuh jalur banding atas keputusan ini dan pemilu dapat tetap berlangsung sesuai jadwal.
Menurut keterangan Sekretariat Negara, KPU akan menempuh upaya hukum banding terhadap putusan PN Jakarta Pusat itu.
Penundaan pemilu bukan wacana yang baru
Kurnia Ramadhana dari Indonesian Corruption Watch (ICW) mengingatkan, penundaan pemilu yang kemudian menjadi putusan PN Jakarta Pusat bukan barang baru.
"Dua sampai tiga tahun ke belakang banyak sekali politisi yang menggaungkan wacana penundaan pemilu, misalnya Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dengan big data-nya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Parta Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar, lalu Menteri BKPM, lalu baru-baru ini Ketua MPR Bambang Soesatyo."
Maka tak heran, menurut, Kurnia, jika masyarakat berpikir apakah ada kaitan antara wacana-wacana tersebut dengan putusan PN Jakarta Pusat.
Miya Irawati dari Public Virtue bahkan mengatakan, penundaan pemilu ini sudah merupakan upaya berulang sejak 2019.
"Sulit untuk saya tidak mencurigai adanya agenda tersembunyi untuk memperpanjang masa jabatan presiden ... dan narasi penundaan pemilu ini harus dihentikan oleh semua penyelenggara negara dan partai politik."
Kurnia menambahkan, presiden harus turun tangan dalam menengahi silang sengkarut putusan PN Jakpus ini, seperti antara staf KSP dan Menkopolhukam.
Sejumlah aktivis dan pengamat hukum mengecam putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang dianggap tidak berwenang menyelesaikan sengketa administrasi keikutsertaan parpol peserta pemilu
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya