Qantas Cegah Penerbitan Buku Mengenai Kemelut Perusahaan

Perusahaan penerbangan terbesar Australia Qantas mencapai kesepakatan dengan penulis buku yang hendak menerbitkan cerita mengenai kemelut di perusahaan tersebut.
Buku berjudul Fighting Words, sekarang tidak akan diterbitkan sama sekali setelah Qantas mencapai persetujuan di luar pengadilan dengan pengarangnya Lucinda Holdforth.
Holdforth, adalah mantan penulis naskah pidato untuk Direktur Eksekutif Qantas, Alan Joyce, dan pernah menulis naskah pidato ketika Joyce memutuskan semua armada pesawat Qantas tidak terbang ketika terjadi pemogokan dan perseteruan dengan serikat buruh di tahun 2011.
Holdforth juga menjadi penulis naskah pidato bagi mantan Direktur Eksekutif Qantas Geoff Dixon dan Presiden Komisarisnya Margaret Jackson.
Lucinda Holdforth tidak akan bisa menerbitkan bukunya yang berjudul Fighting Words. (ABC News: Thuy Ong)
Qantas mengambil langkah hukum guna mencegah penerbitan buku tersebut, dengan alasan bahwa Holdforth menggunakan informasi bersifat rahasia di dalam perusahaan tersebut untuk keuntungan pribadi.
Bulan lalu, Mahkamah Agung New South Wales mengeluarkan keputusan sementara mencegah Holdforth menerbitkan bukunya.
Perusahaan penerbangan terbesar Australia Qantas mencapai kesepakatan dengan penulis buku yang hendak menerbitkan cerita mengenai kemelut di perusahaan
- Dunia Hari Ini: Vatikan Mengatakan Paus Fransiskus Masih dalam kondisi kritis
- Dunia Hari Ini: Ledakan Bus di Israel Diduga 'Serangan Teror'
- Pelajar di Luar Negeri Ikut Dukung Aksi 'Indonesia Gelap'
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Subianto Lantik 481 Kepala Daerah
- Dunia Hari Ini: Bus Terjun ke Jurang di Bolivia, 30 Orang Tewas
- Omon-Omon Pemangkasan Anggaran: Efisiensi yang Kontradiktif?