Qatar dan Perang Peradaban
Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Zionisme dan gerakan anti-semitisme juga mewarnai sepak bola di kompetisi Eropa.
Ajax Amsterdam adalah klub yang didirikan oleh komunitas Yahudi Belanda, demikian pula Tottenham Hotspur adalah klub orang-orang Yahudi di London.
Piala Dunia Qatar kali ini adalah panggung perang peradaban.
Samuel Huntington mengungkapkan tesisnya mengenai Perang Peradaban dalam buku ‘’The Clash of Civilization; and the Remaking of World Order’’ (1993).
Penyulut perang di masa depan, kata Huntington, adalah benturan peradaban, terutama antara Barat yang Nasrani melawan Timur yang Islam.
Peradaban lain yang berpotensi saling berbenturan adalah budaya Konfusianisme di Asia dan Kristen Ortodoks di Eropa Timur dan Rusia.
Qatar adalah representasi peradaban Islam.
Negeri kecil itu mencatat rekor sebagai negara Timur Tengah pertama yang menjadi penyelenggara piala dunia.
Orang boleh meragukan tesis perang peradaban Huntington. Akan tetapi, Piala Dunia kali ini menjadi bukti bahwa perang antarperadaban memang ada.
- Gandeng Qatar, BTN Siapkan USD2 Miliar Untuk Bangun 100 Ribu Unit Hunian di Indonesia
- Reaksi Patrick Kluivert Setelah Timnas U-17 Indonesia Tembus Piala Dunia
- Nick Kuipers Takjub dengan Atmosfer GBK, Nostalgia dengan Liga Belanda
- Kans Indonesia ke Piala Dunia, Jay Idzes: Hanya Soal Waktu
- Timnas Indonesia Dinilai tak Pantas Bermain di Piala Dunia 2026
- Kualifikasi Piala Dunia: Tanpa Messi, Argentina Hajar Brasil 4-1