Qatar dan Perang Peradaban

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Qatar dan Perang Peradaban
Stadion Al Bayt, tempat laga pembuka Piala Dunia 2022 digelar. Foto: qatar2022

Timnas Jerman menjadi sorotan karena aksi tutup mulut menjelang pertandingan melawan Jepang.

Jerman kalah 1-2, dan publik melampiaskan kekesalan dengan menuduh Jerman lebih sibuk bermain politik ketimbang bermain bola.

Jerman menjadi tim paling vokal dalam mendukung hak-hak LGBTQ.

Jerman kemudian secara tragis gagal lolos ke babak 16 besar, setelah Jepang memastikan kemenangan sensasional atas Spanyol dengan skor 2-1.

Kemenangan Jepang atas Jerman dan Spanyol adalah kemenangan peradaban Asia Timur vs peradaban Barat.

Arab Saudi membuat kejutan dengan mengalahkan Argentina yang diperkuat pemain GOAT (greatest of all time) Lionel Messi.

Meskipun Arab Saudi gagal lolos ke babak 16 besar, tapi kemenangan melawan Argentina adalah sebuah kemenangan peradaban Timur Tengah yang Islam melawan Amerika Latin yang Katolik.

Di babak 16 besar reperesentasi peradaban Islam diwakili oleh Maroko yang menjadi juara Grup F mengungguli dua wakil Barat, Belgia dan Kanada, serta Kroasia yang menjadi wakil Slavic.

Orang boleh meragukan tesis perang peradaban Huntington. Akan tetapi, Piala Dunia kali ini menjadi bukti bahwa perang antarperadaban memang ada.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News