Quick Wins, Strategi Ekonomi ala Gibran
Oleh: Andreas Mazland
Lantaran itu, Solo yang dua kali gagal masuk jaringan Creative Cities Network UNESCO pada 2017 dan 2019, untuk pertama kalinya berhasil terpilih di bawah kepemimpinan Gibran. Solo dipilih Unesco sebagai Creative Cities Network dalam nominasi Craft and Folk Art pada 2023. Hal itu setidaknya menambah semangat pegiat tradisi lokal di Kota Solo yang selama ini memudar akibat penetrasi budaya modern.
Dari semua hasil kerja Gibran itu, apakah masih belum layak Gibran mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya? Atau hal itu belumlah cukup untuk dianggap sebuah prestasi dan hanya dilambungkan-lambungkan tanpa dasar saja? Kalau tidak layak, lantas apa ukuran dasar berhasilnya seorang pemimpin dalam menumbuhkan roda perokonomian wilayah administrasinya sehingga layak mendapat apresiasi dan dinilai berprestasi? Apakah harus menyesuaikan angka pertumbuhan ekonomi sama dengan hasil kerja Ganjar dan tidak boleh lebih?
Entahlah. Saya juga tidak mengerti tolok ukur keberhasilan ekonomi yang diinginkan orang-orang itu terhadap Gibran. Biarlah data dan masyarakat yang berbicara agar kita dapat menemukan hasil yang benar dalam menilai kinerja Gibran.
Penulis Adalah Penyair Alumnus Jurusan Sejarah Universitas Andalas
Yuk, Simak Juga Video ini!
Ketika dilantik sebagai wali kota pada 2021, Gibran mewarisi perekonomian kota tersebut yang anjlok parah, yang ditenggarai terjadi karena pandemi Covid-19
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja
- Garudafood Dorong Ekonomi Inklusif, Berdayakan UMKM