Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA
Jumat, 27 April 2012 – 00:07 WIB
Radio Buku memang salah satu diversifikasi media dari portal Indonesia Buku. Portal itu merupakan media untuk menyampaikan visi, suara, dan ide-ide dari komunitas aktivis perbukuan, pencinta buku, hingga jurnalis yang peduli pada gerakan menghidupkan buku dalam tindakan. Komunitas ini berbasis di Jogjakarta, tapi jaringannya meluas ke berbagai kota di Indonesia.
Menurut Muhidin, sistem kearsipan di Indonesia saat ini masih lemah. Banyak momen yang meski terlihat kecil, namun sebenarnya penting, tak terekam oleh pemerintah dan media sekalipun.
Itulah sebabnya, dia memiliki ide untuk membangun suatu media yang berisi arsip-arsip buku dan seputar aktivitas perbukuan. Pada awalnya, Muhidin ingin mengembangkan Indonesia Buku dalam bentuk televisi buku. Sayang, lantaran tak memperoleh izin siar, dia lalu memilih radio sebagai media untuk menyampaikan arsip buku. "Pada kisaran 2010, saya dibantu para aktivis buku membikin Radio Buku ini," terangnya.
Dengan modal sekitar Rp 5 juta Muhidin membeli peralatan siar sederhana. Dia mengaku tak kesulitan membuat program streaming radio di internet. "Banyak teman yang pintar bikin program streaming," jelasnya.
Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408