Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara

Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA

Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Muhidin M. Dahlan ketika siaran di Radio Buku. Foto : Indonesia Buku for Jawa Pos
   

Radio Buku memang salah satu diversifikasi media dari portal Indonesia Buku. Portal itu merupakan media untuk menyampaikan visi, suara, dan ide-ide dari komunitas aktivis perbukuan, pencinta buku, hingga jurnalis yang peduli pada gerakan menghidupkan buku dalam tindakan. Komunitas ini berbasis di Jogjakarta, tapi jaringannya meluas ke berbagai kota di Indonesia.

   

Menurut Muhidin, sistem kearsipan di Indonesia saat ini masih lemah. Banyak momen yang meski terlihat kecil, namun sebenarnya penting, tak terekam oleh pemerintah dan media sekalipun.

   

Itulah sebabnya, dia memiliki ide untuk membangun suatu media yang berisi arsip-arsip buku dan seputar aktivitas perbukuan. Pada awalnya, Muhidin ingin mengembangkan Indonesia Buku dalam bentuk televisi buku. Sayang, lantaran tak memperoleh izin siar, dia lalu memilih radio sebagai media untuk menyampaikan arsip buku. "Pada kisaran 2010, saya dibantu para aktivis buku membikin Radio Buku ini," terangnya.

   

Dengan modal sekitar Rp 5 juta Muhidin membeli peralatan siar sederhana. Dia mengaku tak kesulitan membuat program streaming radio di internet. "Banyak teman yang pintar bikin program streaming," jelasnya.

Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News