Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara

Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA

Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Muhidin M. Dahlan ketika siaran di Radio Buku. Foto : Indonesia Buku for Jawa Pos

Setelah jadi, Radio Buku memulai siaran perdana pada akhir 2010. Secara teknis, radio itu tak menyiarkan acaranya secara langsung. Semua acara yang disiarkan dalam bentuk arsip (rekaman).

   

"Setiap kata yang dilontarkan oleh announcer (penyiar radio)-nya pun diarsipkan terlebih dahulu, baru diputar di live streaming," ungkap penulis buku Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur, dan salah satu penulis: Lekra Tak Membakar Buku itu.

   

Karena semua prosedur teknis menggunakan arsip, dokumentasi suara dalam bentuk MP3 bisa diunduh pendengarnya pada situs website Radio Buku.

   

Diferensiasi antara Radio Buku dan radio populer, antara lain, dari sisi konten. Muhidin menyebutkan, beberapa konten radio yang dianggap nyeleneh adalah rubrik pembacaan cerita dan wawancara. Hingga saat ini, radio buku telah mengarsipkan wawancara dengan kurang lebih 80 narasumber.

Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News