Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara

Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA

Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Muhidin M. Dahlan ketika siaran di Radio Buku. Foto : Indonesia Buku for Jawa Pos
   

Mengapa demikian? "Karena akan jadi arsip besar ketika orang yang kami wawancarai pada suatu saat ternyata menjadi orang besar. Padahal, sebelumnya orang biasa saja," ujarnya.

   

Karena itu, kini Muhidin getol mengumpulkan beragam arsip dari berbagai lapisan masyarakat dengan banyak profesi. Tak terkecuali seorang tukang sapu di Patehan. "Kami pernah menyesal tidak mengarsipkan tukang sapu yang mendedikasikan dirinya untuk kebersihan kampung Patehan, tanpa meminta imbalan sepeser pun. Ternyata esok harinya dia meninggal dunia," akunya.

   

Karena itu, Muhidin dan kawan-kawannya kini mengejar target untuk mengarsipkan wawancara dengan seribu orang. "Kami targetkan tiga tahun ini rampung," ungkapnya. Melihat konten radio yang bisa dibilang cukup berat itu, Muhidin tetap yakin bahwa Radio Buku akan kehilangan pendengar. Apalagi, misi Radio Buku menyasar seluruh usia dari anak-anak muda hingga orang lanjut usia.

   

"Komunitas buku akan tetap ada. Jumlahnya besar dan makin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi, mendengarkan buku itu sama dengan membuka cakrawala," jelasnya.

Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News