Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA
Jumat, 27 April 2012 – 00:07 WIB
Mengapa demikian? "Karena akan jadi arsip besar ketika orang yang kami wawancarai pada suatu saat ternyata menjadi orang besar. Padahal, sebelumnya orang biasa saja," ujarnya.
Karena itu, kini Muhidin getol mengumpulkan beragam arsip dari berbagai lapisan masyarakat dengan banyak profesi. Tak terkecuali seorang tukang sapu di Patehan. "Kami pernah menyesal tidak mengarsipkan tukang sapu yang mendedikasikan dirinya untuk kebersihan kampung Patehan, tanpa meminta imbalan sepeser pun. Ternyata esok harinya dia meninggal dunia," akunya.
Karena itu, Muhidin dan kawan-kawannya kini mengejar target untuk mengarsipkan wawancara dengan seribu orang. "Kami targetkan tiga tahun ini rampung," ungkapnya. Melihat konten radio yang bisa dibilang cukup berat itu, Muhidin tetap yakin bahwa Radio Buku akan kehilangan pendengar. Apalagi, misi Radio Buku menyasar seluruh usia dari anak-anak muda hingga orang lanjut usia.
"Komunitas buku akan tetap ada. Jumlahnya besar dan makin berkembang dari tahun ke tahun. Apalagi, mendengarkan buku itu sama dengan membuka cakrawala," jelasnya.
Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408