Radio Buku, Semangat Mengarsipkan Buku lewat Suara
Wawancarai Penggemar Buku Resep sampai Peneliti UCLA
Jumat, 27 April 2012 – 00:07 WIB
Tak surutnya penggemar buku itu, antara lain, terlihat dari aktifnya follower Radio Buku lewat Twitter. Kini, follower-nya di atas 1.000 orang yang mayoritas penggemar buku.
Ketika ditanya apakah nanti Radio Buku dibuat komersial, Muhidin dengan tegas menjawab tidak. Radio Buku akan selalu fokus sebagai radio komunitas. Tak harus menjadi radio komersial supaya bisa dijangkau lebih banyak orang.
Selaras dengan teknologi yang semakin pesat, radio komunitas sekarang tak hanya bisa didengarkan masyarakat dengan pembatasan jarak. Lewat fasilitas internet, streaming Radio Buku pun bisa didengarkan hingga penjuru dunia.
Memilih tetap menjadi radio komunitas sebenarnya juga tak mudah. Pasalnya, banyak radio komunitas yang mati suri karena minimnya sokongan dana. Kendati demikian, itu tak dianggap sebagai masalah oleh Muhidin.
Penggila buku di Jogjakarta Senin (23/4) lalu meramaikan peringatan enam tahun Komunitas Indonesia Buku (IBOEKOE). Lewat divisinya, Radio Buku, komunitas
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408