Rafael Alun Bikin Geger DJP, Pengamat: Tak Semua Pegawai Kemenkeu Nakal
Yogi berpendapat, meluas kasus oknum pegawai ke Kemenkeu lantaran dinilai "seksi" oleh warganet.
"Jadi, kita melihat kasus Rafel, kasus Mario Dandy itu hanya puncak gunung es dan netizen melihat itu sebagai hal yang 'seksi'. Biasa saja kalau buat saya yang kaya begitu-begitu karena memang anak pejabat dan sebagainya," ucapnya.
Meskipun demikian, Yogi menganjurkan Kemenkeu membuat aturan internal tentang etika dan perilaku pegawai mengingat tunjangan kinerjanya lebih tinggi daripada instutsi lain.
Disarankan dalam bentuk peraturan menteri keuangan (PMK) agar lebih kuat mengatur.
"Karena dari tunjangan kinerja Kemenkeu bagus, seharusnya diimbangi juga dengan etika dan perilaku sederhana. Sederhana itu kayak gimana? Harus dijabarkan secara detail, misalkan tidak memakai baju yang berlebihan. Itu boleh diatur," sarannya.
Yogi menambahkan Kemenkeu membuat semacam peraturan Menteri Keuangan agar lebih kuat dan terinternalisasi.
"Nah, proses internalisasi ini kalau kita sewa konsultan itu banyak, ada proses internalisasi budaya organisasi. Nah, nanti ada di situ budayanya apa yang mau diambil," tandas Yogi.(mcr10/jpnn)
Pengamat kebijakan publik Universitas Padjajaran (Unpad), Yogi Suprayogi Sugandi menilai tak semua pegawai DJP Kemenkeu seperti Rafael Alun Trisambodo
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul
- KPK Lelang Berbagai Aset Rafael Alun, Ada Apartemen hingga Rumah
- Kemendagri-Kemenkeu Bersinergi Dorong Penurunan Stunting dan Kemiskinan
- Soal Anggaran Maung Pindad, Kemenkeu Beri Klarifikasi, Begini
- KPK Dalami PNBP dari Tambang Batu Bara ke Anak Buah Sri Mulyani
- Kemenkeu Satu
- Profil & Rekam Jejak Sri Mulyani yang Kembali Memimpin Kemenkeu