Ragam Kekayaan Budaya di 'Pameran Tenun Nusantara'

Ragam Kekayaan Budaya di 'Pameran Tenun Nusantara'
Ragam Kekayaan Budaya di 'Pameran Tenun Nusantara'
Kurator Rifqi Effendi mengatakan, pameran ini memang sesungguhnya terlaksana dengan melibatkan berbagai kreatifitas karya tenun tradisional dan kontemporer. "Pameran yang bertajuk 'Merajut Waktu Menjalin Makna' ini, merupakan suatu tinjauan tentang bagaimana hasil tenun nusantara terus berkembang sesuai dengan perubahan-perubahan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat. Oleh karenanya, mengamati pola-pola, motif dan warna, serta penerapannya, menjadi hal yang penting," ungkapnya.

Pameran ini juga menampilkan karya praktek medium tenun seperti karya Biranul Anas. Melalui karya-karya serat dari Biranul dan John Martono, pengunjung dapat melihat kemungkinan material yang dipermainkan dalam wujud karya yang cenderung mementingkan interaksi imajinatif. Sementara Nuri Fatima misalnya pula, tampak lebih banyak menggunakan teknik menata kain perca atau patchwork. Karyanya berupa himpunan bentuk-bentuk seperti gunung atau bantal kerucut menyerupai tumpal, yang menjadi simbol personal dari suatu kenangan pribadinya yang kemudian mengajak pengamat untuk lebih aktif masuk dalam dunianya.

Di pameran ini, pengunjung juga akan dapat melihat bagaimana perupa seperti Erik Pauhrizi menggunakan watak khas serat benang, untuk mengonstruksi imaji dengan menghadirkan potret-potret wajah pesohor sinema masa lalu. Dengan menggunakan bordiran hitam putih, hasil karyanya seperti memiliki kesamaan watak drawing dengan garis dalam dunia print atau cetak mutakhir, yang terdiri dari matrik dot maupun piksel. (sbx/JPNN)

JAKARTA - Dalam kehidupan sehari-hari, tenun, baik tradisional maupun modern, sebenarnya mempunyai posisi penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News