Ragukan Kesepakatan Kopenhagen
Senin, 23 November 2009 – 20:47 WIB
JAKARTA – Meskipun konvensi PBB tentang perubahaan iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the Parties (COP) 15 di Kopenhagen, Denmark pada 7-18 Desember mendatang masih diragukan untuk mencapai kesepakatan, pasalnya negara adidaya seperti AS, pasti kurang mendukung akan pengurangan emisi tersebut.
”Namun sikap optimis terhadap negara-negara berkembang adanya kesepakatan untuk menurunkan emisi masih tetap menjadi komitmen suatu negara di dunia ini,” kata mantan Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup (1983-1992) Emil Salim, dalam National Dialogue on Climate Change di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (23/11).
Baca Juga:
Menurut Emil, negara-negara maju seperti AS yang seharusnya menjadi fasilitator dalam permasalahan iklim ini, bukan negara berkembang. Tetapi kenyataannya malah negara maju Amereka yang sampai saat ini masih belum menetapkan angka pengurangan emisi dengan alasan RUU internal mereka.
”Buat apa kita selalu memikirkan AS terkait tentang perubahaan iklim ini, yang penting bagaimana Dunia yang kita huni ini bisa terjaga kedepannya. Dan ini merupakan tanggung jawab negara bagimana pengurangan emisi ini,” ujar memimpin Yayasan Keanekaragaman Hayati (Kehati) itu. (rdi)
JAKARTA – Meskipun konvensi PBB tentang perubahaan iklim (United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Conference of the
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kerugian Negara Hanya Bisa Diperiksa BPK, Ahli: Menjerat Swasta di Kasus PT Timah Terlalu Dipaksakan
- Amplop Berlogo Rohidin Mersyah-Meriani Ikut Disita KPK, Alamak
- Tersangka Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan Bakal Dijerat Pasal Berlapis
- Waket Komisi VIII DPR-LDII Ingatkan Persoalan Kebangsaan Hadapi Tantangan Berat
- Dugaan Plagiarisme di Bawah Sumpah Ahli Kejagung, Tom Lembong Disebut Diuntungkan
- Usut Kasus Korupsi di Kalsel, KPK Panggil Ketua DPRD Supian