Rahaf al-Qunun Bertekad Kampanye Bagi Kebebasan Perempuan Saudi

Dalam wawancara pertama sejak dia meninggalkan Bangkok, Rahaf menjelaskan alasan mengapa dia melarikan diri dari Arab Saudi dan meninggalkan semuanya untuk memulai hidup baru di luar negeri.
"Saya ingin bebas dari tekanan dan depresi. Saya ingin menjadi independen." katanya.
"Saya tidak akan bisa menikah dengan seseorang yang saya cintai. Saya tidak bisa mendapat pekerjaan tanpa ijin dari orang lain."
"Pemerintah Saudi menentukan garis kehidupan perempuan, pekerjaan apa yang bisa dijalankan, kegiatan apa yang bisa dilakukan."
"Perempuan bahkan tidak bisa bepergian sendiriian."
Dalam sistem yang dikenal dengan nama mahram di Saudi, perempuan seperti Rahaf tidak memiliki hak hukum untuk membuat keputusan bagi dirinya sendiri seperti membuat paspor, tanpa persetujuan laki-laki dalam keluarganya.
Menurut lembaga HAM Human Rights Watch, di banyak daerah perempuan Saudi masih dianggap sebagai anak-anak dari sisi, tanpa memandang usia mereka, hal yang bertentangan dengan hukum internasional.
Ini bisa menjadi awal dari perubahan
Di bulan Mei 2018, Atab Saudi mulai melakukan tindakan memberangus pegiat hak perempuan, dengan menahan belasan pegiat perempuan ternama yang telah lama berjuang untuk menghapuskan sistem mahram di negeri itu.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya