Rahayu di Gedung Voli
Oleh Dahlan Iskan
Salah satu yang terbesar adalah yang di Medan. Seluas 5 hektare. Lengkap dengan sekolah sampai tingkat SMA.
Demikian juga yang di Batam. Sampai punya perguruan tinggi. Pokoknya, tanyalah setiap vihara Maitreya. Pasti ada nama Arif Harsono di dalamnya.
”Rezeki saya ini dari Tuhan. Harus saya kembalikan ke Tuhan,” katanya suatu saat pada saya.
Bahan baku bisnisnya, oksigen, memang murni dari udara. Tidak ada campuran apa pun. Ia tidak harus menanam bahan baku. Juga tidak perlu menambang.
Nama perusahaannya: PT Samator. Ia unggul dari siapa pun. Pernah ia punya pesaing dari perusahaan raksasa. Dari Amerika pula.
Samator menang. Sudah lama perusahaan Amerika itu undur diri dari Indonesia. Kalah.
Arif Harsono lahir di Toli-Toli, Sulawesi Tengah. Di daerah yang sangat gersang. Di sana, waktu itu, hanya ada pohon kelapa. Atau batu gunung.
Salah satu adiknya menderita sakit jantung bawaan. Tidak ada dokter jantung di Toli-Toli --pada 1964. Maka keluarga ini pindah ke Surabaya. Arif saat itu masih berumur 10 tahun.