Rahm 'Rahmbo' Emanuel, Kepala Staf Gedung Putih yang Berperangai Sangar
Gemar Memaki, Pernah Menghardik Perdana Menteri Inggris
Selasa, 11 November 2008 – 10:58 WIB
GEDUNG PUTIH 1998, Perdana Menteri Inggris Tony Blair tengah mempersiapkan diri untuk tampil dalam jumpa pers bareng Presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Ketika itu skandal perselingkuhan Clinton dengan Monica Lewinsky tengah panas-panasnya. Karena itu, segala pernyataan dari siapa pun di Gedung Putih harus dikontrol betul. Selip kata sedikit saja bisa berdampak besar terhadap sang presiden.
Blair sudah pasti sadar akan hal tersebut. Apalagi, jumpa pers bareng Clinton itu memang dimaksudkan untuk meredam sorotan terhadap skandal memalukan tersebut. Tapi, penasihat senior Clinton, Rahm Israel Emanuel, tak mau mengambil risiko. Sesaat sebelum melangkah ke ruang jumpa pers, politikus Partai Buruh itu didekati Rahm. Setengah mengingatkan dan menghardik, dia berkata, "This is important. Don't f--- it up! (Ini masalah penting. Jangan mengacaukannya, Red)."
Itulah Rahm yang pekan lalu ditunjuk presiden terpilih AS, Barack Obama, sebagai kepala staf Gedung Putih. Tak peduli kepala negara atau pemerintahan, dia tak akan segan menggertak, memarahi, atau melontarkan sumpah serapah terhadap orang yang dinilai menghalanginya menyelesaikan pekerjaan.
"Kalau tiap kali Rahm memaki bisa dinilai dengan uang, mungkin jumlahnya cukup untuk membayar dana talangan federal," tutur Nancy Pelosi, ketua DPR AS.
GEDUNG PUTIH 1998, Perdana Menteri Inggris Tony Blair tengah mempersiapkan diri untuk tampil dalam jumpa pers bareng Presiden Amerika Serikat Bill
BERITA TERKAIT
- Gencatan Senjata Tak Berpengaruh, Tentara Israel Tetap Lakukan Pelanggaran di Lebanon
- Arab Saudi Janjikan Pelayanan Kelas Dunia untuk Jemaah Haji & Umrah
- Korsel Diguncang Skandal Politik, Korut Pamer Rudal Hipersonik
- Jerman dan Amerika Diguncang Aksi Teror, Prancis Panik
- Iran Izinkan Anak 14 Tahun Jalani Operasi Plastik demi Kecantikan
- Elite Palestina Siap Bernegosiasi dengan Bos Intel Israel di Doha