Rahmat Shah Siap Bela Warga di Tiga Desa
Senin, 24 September 2012 – 07:26 WIB
Berkali-kali dia menekankan, bahwa ganti rugi berdasar NJOP seperti diusulkan plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, sama saja membunuh rakyat. "Padahal rakyat sudah cukup menderita," imbuhnya.
Baca Juga:
Dia cerita, berdasarkan studi banding dirinya sebagai Ketua Tim Kerja RUU Pertanahan di sejumlah negara, model pembebasan lahan di Indonesia tergolong sangat buruk. "Di Turki sangat baik. Warga yang lahannya digunakan untuk pembangunan, nasibnya justru lebih baik," urainya.
Dia juga jengah dengan tenggat waktu yang ditetapkan pemda, yang akan melakukan eksekusi lahan paling telat akhir September ini. Menurutnya, cara-cara seperti itu malah membuat situasi makin panas. "Mestinya, terus dilakukan musyawarah untuk mencari solusi. Kalau seperti itu, hanya menambah masalah karena rakyat sudah tak percaya dengan pemda. Soal lahan PTPN II saja, katanya tahun ini selesai, tahun ini selesai, mana buktinya?" ketus Rahmat.
Di sisi lain, dia berharap warga di tiga desa itu tetap mengedepankan cara-cara damai. "Silakan pertahankan hak, tapi jangan anarkis. Saya siap memfasilitasi persoalan ini. Saya siap," tegasnya.
JAKARTA - Persoalan upaya pembebasan akses jalan non tol Medan-Kualanamu yang semakin 'memanas' mendapat tanggapan dari anggota Dewan Perwakilan
BERITA TERKAIT
- Alhamdulillah, Warga Cikaret Kini Miliki Trafo PLN, Aliran Listrik Makin Stabil
- Jembatan Sungai Rokan Miring, Kendaraan Berat Dilarang Melintas
- Masa Cuti Kampanye Berakhir, Aep Syaepuloh Kembali Jabat Bupati Karawang
- Disapu Banjir Bandang, 10 Rumah di Tapsel Sumut Hanyut
- Heboh Anggaran Belanja Gamis & Jilbab Senilai Rp 1 M Lebih di Kabupaten Banggai
- Kunker ke Riau, Menteri Hanif Faisol Tutup TPA Liar di Kampar