Rai Bangsawan; Dari Konsultan Bergaji Gede, lalu Jadi Petani Kangkung dan Kopi
Pernah Hampir Mati Dua Kali karena Diteror Preman Pupuk
Senin, 06 Juni 2011 – 08:08 WIB
Setelah berjalan sekitar sepuluh tahun, Rai Bangsawan mencoba bertani di bidang lain. Dia pun mencoba kopi. Dia menanam kopi di daerah Punjungan Tamblingan, Buleleng. Dia menaman kopi organik bersama dengan warga sekitar. Dengan semakin banyaknya orang yang menanam organik, katanya, kian bertambah petani yang akan sejahtera. Sebab, biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dan kualitas kopi organik lebih unggul membuat petani mendapatkan harga yang pantas bagi pertaniannya.
Hingga kini, dia telah berhasil mengajak warga di 30 desa di Tamblingan untuk kembali ke pertanian organik. Rai membutuhkan kerja keras untuk mengajak para petani dari 30 desa di sekitar danau Tamblingan. Sebab, saat dia mengajak para petani untuk tidak menggunakan pertisida dan pupuk sintetis serta menjadi petani organik, Rai harus menghadapi teror dari para preman dari perusahaan pupuk.
Selama itu pula Rai pernah hampir mati dua kali karena keinginannya ini. "Saya hampir mati dua kali ya gara-gara ini (menganjurkan bertani organik, Red)," kenangnya.
Merasa sulit mengendalikan Rai, pihak manajemen dari perusahaan pupuk menawari Rai sebagai regional manajemen. Namun, Rai menolak karena merasa harus membangun kembali pertanian Bali.
Semula Rai Bangsawan adalah konsultan perusahaan asing bergaji lumayan besar; Rp 70 juta per bulan. Karena prihatin dengan pertanian di Bali, dia
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408