Raja Badung VII, Pahlawan Bali yang Memerangi Belanda lewat Karya Sastra
Berbagai perlawanan dilakukan Made Agung untuk mengusik keberadaaan Belanda di wilayahnya. Sebagai budayawan dia juga menentang larangan pemerintah Belanda terhadap pelaksanaan upacara ‘Mesatye’ atau pengorbanan bunuh diri permaisuri dalam upacara pembakaran jenazah Raja Tabanan pada 25 Oktober 1903.
Penentangan ini membuat hubungan antara Kerajaan Badung dan pemerintah Belanda semakin memburuk. Belanda yang dibuat panas oleh sang raja pun tak tinggal diam. Belanda memanfaatkan terdamparnya kapal dagang Sri Kumala di Pantai Sanur pada 27 Mei 1904 untuk mengadu domba Kerajaan Badung dan menyebut kerajaan itu melakukan perampokan itu.
Raja pun gerah dengan tuduhan tersebut. Dia menolak membayar ganti rugi yang dituntut Belanda. Penolakan itu membuat Belanda mengganas dan melakukan blokade ekonomi terhadap Kerajaan Badung selama kurang lebih 2 tahun. Sayangnya, blokade itu tidak meruntuhkan perjuangan Raja Badung VII. Pada September 1906 Belanda dibuat kesal akibat berbagai cara yang dilakukan tidak bisa menaklukkan Raja Badung VII.
Belanda kemudian membentuk pasukan di bawah pimpinan Jenderal Mayor M.B. Rost van Tonningen untuk menyerang kerajaan itu.
I Gusti Made Agung. Foto: repro-Natalia Fatimah Laurens/JPNN.com
Tak gentar, sang raja yang mencintai karya sastra itu akhirnya menghadapi pasukan Belanda dengan berperang. Bersama rakyat Badung, ia memimpin pertempuran menggempur pasukan Belanda tersebut. Made Agung akhirnya gugur dalam pertempuran pada 20 September 1906.
“Beliau bersama rakyat kemudian berperang, yang kemudian disebut Puputan Badung. Beliau rela gugur di medan perang demi kemerdekaan masyarakat Bali," kata Cok Rat berapi-api.
WARGA Bali patut berbangga. Salah seorang legenda dari Pulau Dewata, Raja Badung VII, almarhum I Gusti Made Agung mendapat anugerah dari pemerintah
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara