Raja Charles & Dosa Kolonialisme
jpnn.com - Charles III resmi dinobatkan sebagai raja Inggris pada, Sabtu (6/5). Penobatannya dilaksanakan dengan pesta meriah yang dihadiri ribuan tokoh dari seluruh dunia.
Keluarga kerajaan, kepala negara, dan pejabat dari seluruh dunia hadir di London untuk menghadiri penobatan yang mempertunjukkan tontonan militer tak tertandingi di Inggris selama 70 tahun itu.
Tujuh ribu tentara berparade dengan 19 band militer dalam prosesi penobatan yang membentang ratusan meter. Parade itu merupakan yang terbesar sejak penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dengan bangga mengataka peristiwa itu adalah ekspresi bangga dari sejarah, budaya, dan tradisi Inggris raya. Peristiwa itu merupakan pertunjukan nyata dari karakter modern negara Inggris.
Prosesi tersebut merupakan bagian dari ritual yang dihormati dalam sebuah era baru.
Namun, ada rasa ironis dari pernyataan Sunak karena dia merupakan perdana menteri pertama di Inggris yang merupakan keturunan imigran India, sebuah negara jajahan Inggris di masa lalu.
Pesta itu seolah untuk menunjukkan sisa-sisa kebesaran Inggris sebagai sebuah imperium besar yang pernah menjajah wilayah terluas di dunia. Wilayah jajahannya membentang dari Afrika sampai Asia.
Salah satu negara yang paling lama dan paling menderita akibat penjajahan Inggris ialah India.
Skandal seks dan rumah tangga yang berantakan mewarnai kehidupan ningrat Kerajaan Inggris. Tidak semua warga Inggris menyukai keberadaan keluarga kerajaan.
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Inikah Isyarat Liam Gallagher soal Album baru Oasis?
- Dampak Kerusuhan, Inggris Bakal Perketat Sensor Konten Media Sosial
- Warga Inggris Ditangkap Polisi Gegara Meneror Sopir Bus Muslim
- Muak dengan Kerusuhan, Mayoritas Warga Inggris Dukung Pengerahan Tentara
- Blackpool Pinjam Elkan Baggot dari Ipswich Town