Raja Charles & Dosa Kolonialisme

Karena itu, ada rasa ironi ketika generasi Rishi Sunak membanggakan kehebatan Inggris yang pernah menjajah dan mengeksploitas tanah leluhurnya selama kurun waktu yang lama.
Para pencinta monarki yang fanatik mengelu-elukan penobatan Raja Charles dengan penuh antusiasme. Mereka telah berkemah selama berhari-hari di sekitar tempat acara untuk bisa menyaksikan kemunculan Raja Charles dan keluarganya.
Sebanyak empat ribu pasukan mengambil bagian dalam prosesi penobatan, saat raja dan ratu diarak dengan kereta emas dari Istana Buckingham menuju ke tempat penobatannya di Westminster Abbey.
Di balik kemegahan seremoni tersebut, Istana Buckingham menyimpan drama keluarga yang layak menjadi cerita telenovela.
Putra kedua Charles, Pangeran Harry, telah melepas status ningratnya di Kerajaan Inggris. Harry memilih hidup bersama istrinya, Meghan Markle, dan menjalani kehidupan sebagai manusia biasa di Amerika Serikat.
Harry menikahi Meghan Markle, aktris bekulit hitam yang berstatus janda. Pernikahannnya tidak sepenuhya diterima oleh keluarga istana.
Meghan yang blasteran kulit hitam menjadi sasaran olok-olok rasis oleh keluarga istana. Karena olok-olok itu pula Harry memutuskan untuk meninggalkan istana.
Dalam prosesi penobatan Raja Charles, Pangeran Harry hadir tetapi tidak memakai seragam militer sebagaimana kakaknya, Pangeran William.
Skandal seks dan rumah tangga yang berantakan mewarnai kehidupan ningrat Kerajaan Inggris. Tidak semua warga Inggris menyukai keberadaan keluarga kerajaan.
- Ini Alasan Meghan Markle Gunakan Nama Keluarga Sussex
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Pak Donny Terima Gelar Kehormatan OBE dari Raja Charles III, Ini Alasannya
- Nekat Bakar Al-Qur’an, Langsung Diburu dengan Sajam
- Demi Anak-Anak, Inggris Bakal Larang Vape Sekali Pakai Tahun Depan
- Inikah Isyarat Liam Gallagher soal Album baru Oasis?