Raja Charles

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Raja Charles
Ilustrasi - Raja Charles III. Foto: ANTARA FOTO/Marty Melville/Pool via REUTERS/aww/cfo

Hal itu masih ditambah lagi dengan penjajahan budaya sebagai bagian dari hegemoni yang dilakukan Inggris secara total.

Penjajahan Inggris dibungkus sebagai misi mulia, dianggap sebagai bagian dari kewajiban orang kulit putih yang beradab untuk mengajari peradaban bangsa lain yang terbelakang. 

Orang Inggris menyebut penjajahan ini sebagai ‘’white man’s burden’’ beban orang kulit putih terhadap kulit berwarna.

Karena  misi mulia itu Inggris merasa punya justifikasi untuk melakukan pemerasan dan penjarahan di seluruh dunia. 

Penjajahan militer Inggris diperkuat dengan penjajahan budaya dan peradaban oleh para sastrawan dan novelis terkemuka Inggris yang menulis karya-karya sastra yang berkualitas untuk menjustifikasi penjajahan Inggris.

Edward Said membelejeti kejahatan kebudayaan Inggris itu dalam bukunya ‘’Culture and Imperialism’’. 

Said menuding penulis-penulis besar Inggris seperti Jane Austin sebagai bagian dari proyek penjajahan budaya yang secara sengaja dirancang oleh Inggris untuk menjustifikasi kolonialisme dan imperialism.

Penajahan Inggris ke seluruh dunia dilakukan secara total dan menyeluruh.  

Ratu Elizabeth II mangkat. Raja Charles III akan mewarisi Kerajaan Inggris Raya yang sudah berubah wajah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News