Raja Kecil jadi Soal, Prabowo Dipandang Sebelah Mata
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga menilai Presiden Prabowo Subianto sudah seharusnya mereshuffle menteri yang melawan kebijakan mantan Menteri Pertahanan itu.
Jamiluddin mengatakan hal tersebut untuk menganalisis pernyataan Prabowo soal Raja Kecil dalam birokrasi yang melawan kebijakan efisiensi anggaran.
"Sudah seharusnya Prabowo melakukan reshuffle terhadap menteri yang melawan kebijakannya," kata Jamiluddin, Selasa (11/2).
Pengamat dari Universitas Esa Unggul itu mengatakan menteri atau birokrat yang melawan kebijakan presiden sudah termasuk pembangkangan dan reshuffle bisa menjadi jawaban.
"Bila Presiden Prabowo tidak melakukan reshuffle terhadap menteri tersebut tentu menjadi aneh. Sebab, Prabowo tidak menggunakan hak prerogatif yang dimilikinya untuk menyingkirkan menteri yang tak loyal," kata Jamiluddin.
Dia mengatakan akan muncul dugaan adanya pengaruh politik kuat yang mengancam, jika Prabowo tidak mereshuffle menteri atau birokrat yang membangkang.
"Kalau hal itu yang terjadi, tentu Prabowo terkesan tidak cukup kuat secara politis sehingga tidak bisa tegas terhadap pembantunya (menteri). Hal ini tentunya akan memengaruhi wibawanya dalam memimpin kabinet," katanya.
Menurut Jamiluddin, Prabowo bisa dipandang sebelah mata jika Raja Kecil itu memang benar ada dan tidak terjadi reshuffle.
Pengamat komunikasi politik menilai Presiden Prabowo sudah seharusnya melakukan reshuffle kabinet.
- Presiden Turki Erdogan Tiba di Indonesia, Disambut Prabowo dan Musik Betawi
- Direktur LIMA: Lama-Lama Pidato Prabowo Kehilangan Kesaktian di Masyarakat
- Presiden Prabowo Sebut Ada Raja Kecil di Birokrasi, Pengamat: Multitafsir
- Soal Raja Kecil Melawan Kebijakan Pemerintah, Pengamat: Prabowo Jangan Cuma Galak saat Pidato
- 4 Menteri yang Layak jadi Korban Reshuffle Kabinet
- Prabowo Mulai Kesal, Setelah Dablek & Raja Kecil, Apa Lagi?