Raja Willem-Alexander Minta Maaf Atas Perbuatan Belanda di Masa Lalu
jpnn.com, JAKARTA - Raja Belanda Willem-Alexander menyampaikan permohonan maaf atas kekerasan dari negaranya terhadap Indonesia pada masa lampau. Dia mengharapkan penjajahan di masa lalu itu tidak akan menganggu hubungan antara Belanda dengan Indonesia.
"Pada 17 Augustus, 75 tahun yang lalu, Indonesia mengumumkan proklamasi, dan menuntut tempatnya di antara negara-negara yang bebas dan merdeka. Pemerintah Belanda secara tegas telah mengakui hal ini, baik secara politik maupun secara morel, 15 tahun yang lalu. Hari ini kami dengan penuh kehangatan mengucapkan selamat pada rakyat Indonesia pada saat perayaan 75 tahun kemerdekaan," kata dia saat menggelar konferensi pers bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Rabu (10/3).
Raja Willem sendiri sangat menantikan kedatangan ke Indonesia. Dia menyatakan kunjungannya ini mempunyai program yang menarik dan berorientasi ke masa depan.
"Pada saat yang bersamaan merupakan sesuatu yang baik bila tetap menghadapi sejarah. Masa lalu tidak bisa dihapus, dan perlu diakui setiap generasi pada waktunya," kata dia.
Dia melanjutkan, pada tahun-tahun setelah diumumkannya Proklamasi, terjadi sebuah perpisahan yang menyakitkan dan mengakibatkan banyak korban jiwa.
"Selaras dengan pernyataan pemerintahan saya sebelumnya, saya ingin menyampaikan penyesalan saya dan permohonan maaf untuk kekerasan yang berlebihan dari pihak Belanda di tahun-tahun tersebut. Saya melakukan ini dengan kesadaran penuh bahwa rasa sakit dan kesedihan keluarga-keluarga yang terdampak masih dirasakan sampai saat ini," kata dia.
Willem menyadari antara Belanda dengan Indonesia pernah berada di pihak yang berlawanan. Namun, dia meyakini ke depan kedua negara akan menjalin hubungan yang semakin erat dan mengembangkan sebuah hubungan baru berdasarkan rasa hormat, saling percaya dan persahabatan.
"Banyak orang di Belanda merasakan ikatan yang kuat dengan Indonesia. Sungguh membahagiakan bahwa sebaliknya, makin banyak generasi muda Indonesia menunjukkan minat kepada negara kami. Ini terlihat dalam jumlah mahasiswa dan mahasiswi yang datang untuk belajar di Belanda. Terlebih, ini juga terlihat dalam jalinan kerja sama erat antara kedua negara kita dalam bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, pengelolaan air, perlindungan alam dan iklim," jelas dia. (tan/jpnn)
Raja Willem-Alexander menyadari antara Belanda dengan Indonesia pernah berada di pihak yang berlawanan.
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga
- Pakar Politik Menyamakan Jokowi dengan Pembunuh Berdarah Dingin, Ini Sebabnya
- Jokowi Aktif Mendukung Paslon Tertentu, Al Araf: Secara Etika Itu Memalukan
- Al Araf Nilai Jokowi Memalukan Turun Kampanye di Pilkada 2024
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Hasto PDIP Nilai Prabowo Sosok Kesatria, Lalu Menyindir Jokowi
- Prabowo Seorang Kesatria, Harus Tegas Hadapi Cawe-Cawe Jokowi di Pilkada