Raju Sena, Surfer Remaja Asal Bali yang Mulai Go International
Berselancar di Banyak Negara dari Uang Beasiswa

Bekal kedisiplinan berlatih itu ditularkan Bala yang dulu memang seorang petinju. Dia bergabung dengan sebuah sasana di Bali meskipun belum sampai ke level petinju profesional. ”Hobi saja. Saya tinju di level lokal seperti ikut kejuaraan yang digelar polda atau korem. Sekali naik ring dibayar Rp 250 ribu,” kisahnya.
Ilmu berolahraga dan kedisiplinan bertinju itu ternyata bermanfaat untuk membentuk Raju kecil. Selain disiplin berlatih, Bala tetap menerapkan disiplin tinggi untuk urusan sekolah Raju. Terlebih, dia menyadari masa depan surfer di Indonesia belum ada jaminan masa depan meskipun memiliki segudang prestasi.
”Pemerintah di negara kita belum melihat bahwa surfing juga penting. Coba saja, sejak pantai di Banyuwangi itu sering kita datangi dan ada kejuaraan di sana, sekarang mulai terkenal. Penting untuk pariwisata,” ungkapnya.
Ibunda Raju, Ni Luh Gede Ernawati, mengaku bangga dengan perkembangan Raju. Tidak menyangka di usia sekarang selain membuat bahagia karena prestasinya juga sudah tidak lagi bergantung kepada orang tuanya.
”Sekolahnya sudah gratis dan dia bisa bepergian ke luar negeri. Saya sama bapaknya memang tidak bisa ikut kalau dia pergi karena sponsornya hanya untuk dia,” ujar guru di sebuah SMP daerah Kerobokan, Bali, itu.
Ni Luh mengaku tidak menyangka Raju bisa berani menghadapi ombak. Sebab, saat kecil dia sebenarnya takut dengan air laut dan tidak bisa berenang. ”Mungkin karena bapaknya ajarkan disiplin itu, akhirnya berani,” ucapnya. (*/c11/c10/ari)
Keterbatasan biaya tidak menghalangi Raju Sena Seran menggapai prestasi tinggi. Berawal dari papan bekas, putra asal Bali tersebut bisa mendunia
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu