Rakyat AS Geram dengan Gaji Eksekutif
Dipecat, Masih Bergaji Rp 12 M Per Bulan
Selasa, 18 November 2008 – 02:53 WIB
Karena itu, perjalanan ke summit ini pun harus dilakukan dengan cara mampir-mampir karena pesawatnya tidak mampu menempuh jarak jauh. Bahkan, untuk menghadiri pertemuan puncak APEC di Peru minggu depan, masih harus mampir-mampir ke Meksiko, transit di Lima, mampir ke Brazil, dan baru ke Peru.
Baca Juga:
Tapi, mampir di Meksiko dan Brazil masih bisa dimanfaatkan untuk menggalang langkah kelanjutan dari hasil pertemuan puncak di Washington. Untuk benar-benar bisa merumuskan kesepakatan yang konkret, menurut Presiden SBY, masih diperlukan tiga-empat kali summit lagi. Presiden mengingatkan kenyataan untuk mencapai kesepakatan yang disebut Bretton Wood dulu, juga diperlukan waktu tiga tahun. Bahkan, untuk membentuk ASEAN, diperlukan summit selama 17 tahun! Itulah sebabnya, Presiden SBY selalu menekankan perlunya usaha mati-matian di dalam negeri sendiri.
Bayangkan, orang sedunia harus pontang-panting gara-gara penciptaan sistem CDS. Yang pontang-panting orang miskin dengan gaji kecil, yang bikin pontang-panting tetap menikmati kekayaannya yang berlimpah. Jangan dibayangkan gaji Cassano ketika masih menjabat kepala unit. Saat itu, selama enam tahun, gaji Cassano Rp 300 miliar/tahun. Dengan demikian, kalau gaji dan bonusnya selama menjabat kepala unit itu ditotal, sudah mencapai Rp 4 triliun dengan kurs kemarin. Gaji Cassano memang didasarkan pada kinerja usahanya yang luar biasa. Karena itu, dia terus menciptakan cara-cara baru secara agresif agar penghasilannya sendiri juga terus membesar.
Rasanya orang seperti Cassano tidak akan terjerat peraturan. Dalam kaitan dengan CDS, dia tidak melanggar peraturan apa pun. Credit default swaps (CDS) yang dia lakukan selama enam tahun itu, sebenarnya cara Cassano untuk meraih semua itu dengan sangat cerdik. Tanpa menyangka kalau akibatnya sampai menyusahkan orang seluruh dunia. Betapa hebatnya orang yang saat diangkat menjabat kepala unit usianya baru 45 tahun itu.
SAMPAI berlangsungnya pertemuan puncak 20 kepala negara yang menguasai 90 persen ekonomi dunia di Washington ini, Kongres Amerika Serikat masih belum
BERITA TERKAIT