Rakyat AS Geram dengan Gaji Eksekutif

Dipecat, Masih Bergaji Rp 12 M Per Bulan

Rakyat AS Geram dengan Gaji Eksekutif
Rakyat AS Geram dengan Gaji Eksekutif
Cassano sendiri yang mulai bekerja di AIG pada 1987 dan mulai menjabat pimpinan unit ini sejak 2003 sebenarnya tidak terlalu salah. Dia berani memberikan jaminan CDS karena melihat yang meminjam uang (yang dijamin) itu adalah lembaga-lembaga keuangan terbesar di dunia dengan rating tertinggi, AAA. Logikanya: apalah risiko memberi jaminan kepada orang kaya. Masak orang kaya tidak bisa bayar utang! Suatu kali, Cassano memang sangat bangga mengumumkan siapa saja klien-klien yang dia beri jaminan itu. Tapi, kalau mau jujur, Cassano pasti akan merasa bahwa langkahnya itu suatu saat akan meledak. Risikonya terlalu besar.

Risiko itu akhirnya tiba juga. Akhir 2007, bank-bank Eropa yang meminjamkan uang ke lembaga keuangan AS dengan jaminan CDS dari AIG, mulai menagih ke AIG karena ”gajah-gajah” di AS itu ternyata mulai tidak sanggup bayar utang. Total tagihan penjaminan yang masuk pun tidak kepalang tanggung: USD 11 miliar atau sama dengan Rp 100 triliun lebih. Tentu AIG tidak siap dengan tagihan mendadak sebegitu besar. Akibatnya, rating AIG turun. Kepercayaan runtuh. Kerugian mulai menganga. Akhir 2007 unit usaha di bawah Cassano itu saja rugi USD 25 miliar.

Cassano pun diberhentikan. Tapi, hebatnya dia masih mendapat pesangon Rp 300 miliar! Bahkan, tak lama kemudian AIG masih mengangkatnya menjadi konsultan dengan bayaran Rp 12 miliar sebulan! Begini-beginilah yang membuat rakyat Amerika marah. Lalu tidak percaya lagi pada lembaga keuangan. Padahal, begitu terjadi ketidakpercayaan, di situlah bermula sebuah kepanikan. Dan kepanikan itulah yang memperparah krisis.

Kepanikan itu mencapai puncaknya ketika Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar di dunia menyatakan diri bangkrut pertengahan September lalu. Habislah harapan. Orang langsung berpikiran begini: Lehman Brothers saja bangkrut, pasti yang lain-lain akan bangkrut. Kita jadi ingat Indonesia 10 tahun lalu. Puncak kepanikan kita waktu itu adalah juga ketika 16 bank ditutup (atas permintaan IMF). Orang-orang waktu itu langsung berpikiran begini: bank-bank yang mana lagi yang akan ditutup berikutnya.

SAMPAI berlangsungnya pertemuan puncak 20 kepala negara yang menguasai 90 persen ekonomi dunia di Washington ini, Kongres Amerika Serikat masih belum

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News