Rakyat Butuh Lapangan Kerja Bukan BLSM
Jumat, 28 Juni 2013 – 15:04 WIB
Alumnus Program Pasca Sarjana Faculty of Arts University of Western Australia (UWA) menjelaskan selain kisruh soal ketepatan sasaran penerimanya sebagaimana terjadi di beberapa daerah termasuk di DKI Jakarta, ide “pro poor” di balik kebijakan ini masih jauh dari ideal. Alasannya, Program BLSM ini dianggap sebagai program yang terpisahkan dalam mengentaskan kemiskinan meskipun pertimbangan khususnya karena kenaikan BBM.
Padahal kata Rommy, tujuan akhir kebijakan dan strategi penanggulangan kemiskinan adalah membebaskan masyarakat dari kemiskinan dan mengangkat harkat dan martabat mereka agar menjadi warganegara dengan seluruh hak dan kewajibannya.
“Nah, di banyak kejadian iming-iming BLSM justru cenderung merendahkan harkat itu. Hanya karena ingin dapat dana itu, banyak masyarakat yang sebetulnya “mampu” tiba-tiba ingin disebut orang miskin," pungkasnya. (awa/jpnn)
JAKARTA - Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) yang menjadi kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dinaggap hanya bermanfaat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS