Rakyat Jangan Dipaksa Pilih Stok Lama
Rabu, 28 November 2012 – 20:49 WIB
"Beda halnya dengan proses Pemilu Presiden 2004 yang menghasilkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Jusuf Kalla (JK) masing-masing sebagai presiden dan wakil presiden. Kehadiran JK sebagai representasi tokoh masyarakat Indonesia kawasan timur menjadikan interaksi pemerintah dengan Indonesia kawas timur sangat intens dan manfaatnya sangat besar bagi bangsa dan negara ini," ujar Adi Suryadi Cula.
Dia katakan, terjadinya pertumbuhan ekonomi kawasan timur di atas pertumbuhan rata-rata nasional sesungguhnya efek dari dibangunnya sejumlah infrastruktur di era JK jadi wakil presiden. "Fakta geopolitis ini hendaknya bisa menjadi inspirasi bagi partai politik dalam mengajukan capres dan cawapres," sarannya.
Ego-sektoral partai politik dalam menetapkan capres dan cawapres yang berasal dari satu kawasan, menurut Cula, juga menghambat pendistribusian demokrasi ke daerah-daerah serta mendorong krisis kepemimpinan nasional.
"Ini, paradigma partai politik tentang kepemimpinan nasional saya lihat sangat sempit hingga mendorong krisis suksesi kepemimpinan nasional. Anehnya, untuk merespon krisis kepemimpinan nasional itu, partai politik seenaknya menyuguhkan nama-nama capres dan cawapres stok lama dan rakyat dipaksa untuk memilih stok lama itu," ujar Cula.
JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Adi Suryadi Cula mengatakan penetapan pasangan calon presiden (capres) dan
BERITA TERKAIT
- Reaksi Ahmad Luthfi soal Andika-Hendi Cabut Gugatan Pilgub Jateng di MK
- Rokhmin DPR Menduga Pemasangan Pagar Laut di Banten Didalangi Oligarki
- Hadiri Pembukaan Muktamar VI PBB di Bali, Viva Yoga Mauladi Sampaikan Harapan Ini
- Respons Jokowi terkait Keinginan Tim Transisi Pramono Anung
- Spanduk Dukungan Afriansyah Noor Jadi Ketum PBB Bertebaran di Muktamar VI
- Wah, Ada Anwar Usman di Sidang Sengketa Pilkada 2024