Rakyat Libya Suka Cita Sambut Penguasa Baru
Pidato Pertama, Pemimpin NTC Janjikan Era Berbeda
Rabu, 14 September 2011 – 05:00 WIB
Mohammed al-Alagi, menteri kehakiman pemerintahan transisi Libya, mengakui bahwa pasukannya memang telah melakukan kesalahan. Namun, dia menilai hal itu tidak bisa disebut sebagai kejahatan perang.
Secara terpisah, negara-negara anggota panel Uni Afrika untuk Libya akan bertemu hari ini (14/9) di Pretoria untuk membahas perkembangan terakhir di negara utara Afrika tersebut. "Komite yang terdiri dari lima kepala negara akan bertemu di Pretoria untuk membahas isu tentang Libya," terang Bongani Majola, juru bicara Presiden Afrika Selatan (Afsel) Jacob Zuma. Anggota komite tersebut di antaranya presiden Uganda, Mauritania, Mali, dan Kongo. (AFP/AP/BBC/cak/dwi)
TRIPOLI - Pemerintahan baru Libya berjanji akan menciptakan sebuah negara demokrasi modern berdasarkan hukum Islam yang moderat. Pernyataan itu diungkapkan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan