Rakyat Menuntut Pembalasan, Komandan India Malah Berunding dengan Tiongkok
Anggota badan pedagang India membakar barang-barang Tiongkok di sebuah pasar di New Delhi dan mendorong boikot produk nasional yang dibuat di Tiongkok.
Konfederasi Semua Pedagang India (CAIT), yang mewakili sekitar 70 juta pedagang, telah meminta pemerintah federal dan negara bagian untuk mendukung boikot barang-barang Tiongkok dan membatalkan kontrak pemerintah yang diberikan kepada perusahaan-perusahaan Tiongkok.
"Seluruh negara dipenuhi dengan kemarahan dan intensitas yang ekstrem untuk memberikan tanggapan yang kuat dan tepat kepada Tiongkok, tidak hanya secara militer tetapi juga secara ekonomi," tulis Sekretaris Jenderal Nasional CAIT Praveen Khandelwal dalam sebuah surat kepada kepala menteri dari beberapa negara bagian India.
Di Maharashtra yang makmur, pemerintah mengatakan sedang menunda tiga rencana investasi, termasuk dari Great Wall Motor Co.
"Dalam lingkungan saat ini kami akan menunggu pemerintah federal untuk mengumumkan kebijakan yang jelas mengenai proyek-proyek ini," kata menteri industri Subhash Desai.
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar kedua India, dengan perdagangan bilateral senilai 87 miliar dolar AS (sekitar Rp1.239 triliun) pada tahun fiskal yang berakhir pada Maret 2019.
Pemimpin redaksi surat kabar Global Times Tiongkok memperingatkan bahwa "nasionalis India perlu tenang".
"PDB Tiongkok lima kali lipat dari India, belanja militernya tiga kali (lipat lebih banyak)," kata editor Global Times, Hu Xijin dalam sebuah unggahan di Twitter. (ant/dil/jpnn)
Sebuah sumber pemerintah India mengatakan para komandan militer bertemu di Moldo, di sisi Tiongkok dari Garis Kendali Aktual
Redaktur & Reporter : Adil
- Presiden Palestina Pastikan Pintu Perdamaian Selalu Terbuka untuk Israel
- Hamas Masih Berharap Mencapai Kesepakatan Damai dengan Israel
- Tolak Tawaran Damai, Israel Sebut Tuntutan Hamas Keterlaluan
- Delegasi Hamas Hadiri Perundingan Damai di Kairo Hari Ini
- Perundingan Damai Kandas, Rusia Salahkan Ukraina
- Rakyat Ukraina Murka, Rusia Yakin Perundingan Damai Tidak Terganggu