Rakyat Myanmar Turun ke Jalan, Para Biksu Berjajar di Garis Depan

jpnn.com, YANGON - Ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta berbaris di kota terbesar Myanmar, Yangon, pada hari ketiga demonstrasi di jalanan, Senin (8/2).
Demonstrasi itu menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar dan penangkapan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Sekelompok biksu berjubah warna kunyit berbaris di barisan depan aksi protes bersama para pekerja dan mahasiswa.
Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni di samping spanduk merah dengan warna Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dipimpin Suu Kyi.
"Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer," demikian tulisan pada salah satu spanduk aksi protes itu. Banyak pengunjuk rasa mengenakan pakaian hitam.
Para penentang kudeta Myanmar menyerukan lebih banyak aksi protes dan penghentian pekerjaan pada Senin setelah puluhan ribu orang bergabung dalam demonstrasi pada akhir pekan.
Protes yang melanda Myanmar pada Minggu (7/2) adalah yang terbesar sejak Revolusi Saffron 2007 yang dipimpin oleh para biksu Buddha yang membantu mendorong reformasi demokrasi yang terhambat oleh kudeta oleh militer pada 1 Februari lalu. (ant/dil/jpnn)
Desakan rakyat agar militer Myanmar mengembalikan kekuasaan kepada para pemimpin sipil kian besar, bahkan para biksu pun ikut turun ke jalan
Redaktur & Reporter : Adil
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Prabowo Berkata Begini soal Demo Penolakan Revisi UU TNI
- Demo di Akhir Pekan, Ribuan Warga Amerika Kecam Persekutuan Elon Musk & Donald Trump
- Tolak RUU TNI, Pedemo Sandingkan Foto Prabowo dengan Tulisan 'Orba Strikes Back'
- Tanggapi Aksi #IndonesiaGelap, PSI: Menurut Data, Indonesia Sangat Cerah