Ramadan, Bulan Uji Solidaritas Sosial

Ramadan, Bulan Uji Solidaritas Sosial
Ramadan, Bulan Uji Solidaritas Sosial
Kedua, memberikan zakat fitrah. Zakat yang diberikan kepada fakir miskin ini memiliki kaitan erat dengan ibadah puasa yang kita jalani, yaitu sebagai penambal dari berbagai  kesalahan selama menjalani ibadah puasa. Dalam hadis diceritakan, Rasulullah SAW menetapkan zakat fitrah sebagai penyuci orang berpuasa dari perbuatan dan perkataan buruk serta sebagai makanan bagi orang-orang miskin. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah).  

Ketiga, memperbanyak sedekah atau pemberian bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Berbeda dengan zakat fitrah yang merupakan kewajiban, sedekah merupakan anjuran yang sangat ditekankan karena dampak sosialnya sangat kuat dan positif bagi terciptanya solidaritas.

Keempat, menyegerakan zakat maal (harta). Zakat maal pada umumnya diberikan jika menuai hasil berupa panen pertanian, gaji dan honorarium, atau telah cukup hitungan satu tahun (haul) sebagaimana di bidang perdagangan. Rasulullah SAW bersabda, “Peliharalah hartamu dengan zakat. Obati orang-orang sakitmu dengan sedekah. Dan hadapi datangnya gelombang bencana dengan doa dan tadharru’ (rendah diri) .” (HR Abu Dawud, Thabrani, dan Baihaqi)

Kelima, membayar fidyah bagi orang-orang yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa suatu sebab yang tidak dapat dihilangkan, seperti sakit permanen. Mereka diperbolehkan untuk tidak berpuasa dan tidak perlu mengganti pada hari  lain, tetapi cukup membayar fidyah atau memberikan makan kepada orang miskin. Alllah SWT berfirman, “…Dan wajib bagi orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin….” (QS Al-Baqarah: 184)

KESEDIAAN menunaikan ibadah puasa secara simbolik mencerminkan ketakwaan seorang Muslim karena ia telah patuh kepada perintah Allah SWT. Secara substantif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News