Ramadan, Bulan Uji Solidaritas Sosial
Sabtu, 20 Agustus 2011 – 05:05 WIB
Kesalehan sosial dalam bentuk solidaritas sosial tidak dapat dilepaskan dengan kesalehan individual. Apabila secara spiritual ibadah puasa telah memberikan pengaruh positif bagi kita, maka rasa kemanusiaan dalam diri kita pun akan kian besar. Begitu pula sebaliknya jika ibadah puasa kita tidak memberikan pengaruh apa-apa pada aspek spiritual tentu juga tidak akan membuat rasa kemanusiaan dalam diri kita menjadi besar.
Di dalam kondisi masyarakat yang tengah dihimpit berbagai kesulitan hidup, puasa memiliki pesan solidaritas sosial yang maha penting. Karena itu, ibadah puasa jangan hanya dimaknai sebagai sarana untuk meningkatkan kesalehan individu, tetapi juga sarana untuk meningkatkan kesalehan sosial. Artinya kesalehan diri dapat mendorong kita untuk membantu sesama.
Jadi, marilah kita maksimalkan kesempatan ibadah puasa Ramadan kali ini sebagai momen untuk saling membantu sesama, terutama saudara-saudara kita yang kekurangan (mustadh’afin). Dengan modal solidaritas inilah, umat Islam akan mencapai kesejahteraan bersama tanpa terjebak pada perbedaan status. Kaya dan miskin adalah suatu kemestian hidup yang seharusnya mendorong solidaritas untuk saling melengkapi dan menyantuni. (*)
*Penulis adalah Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu II
KESEDIAAN menunaikan ibadah puasa secara simbolik mencerminkan ketakwaan seorang Muslim karena ia telah patuh kepada perintah Allah SWT. Secara substantif
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi