Ramadan di Islandia, Berpuasa 22 Jam Lamanya
jpnn.com, ISLANDIA - Umat muslim di Islandia menjalani puasa tahun ini menjadi lebih lama. Mereka harus menahan lapar dan dahaga selama 22 jam.
Alasannya, Ramadan kali ini bertepatan dengan musim panas yang berarti matahari bersinar lebih lama. Hanya memiliki waktu dua jam untuk berbuka, salat tarawih, dan santap sahur kemudian berpuasa lagi.
Pengalaman berpuasa selama 22 jam dijalani oleh Sulaiman. Ia merupakan seorang pria asal Pakistan yang pindah ke Islandia lima tahun lalu.
Usai menahan lapar dan dahaga selama 22 jam, Sulaiman hanya menyantap buah dan yoghurt untuk sahur. Setelah itu dia tak makan atau minum hingga saatnya berbuka.
"Saya berpuasa selama 22 jam karena sesuai ajaran Islam kami harus berpuasa dari subuh hingga matahari terbenam. Meski puasa sangat lama saya tak merasa berat saat menjalankan ibadah puasa karena saya mengimani, maka iman itu yang menguatkan saya. Amat mudah, malah ini sudah menjadi hal yang alami," ujar Sulaiman beberapa hari lalu.
Seperti dilansir Kantor Berita Pemilu (Jawa Pos Grup), Sulaiman mengatakan, usai beberapa hari berpuasa, dia merasa terbiasa. Menahan lapar atau dahaga dalam waktu lama menjadi bagian dari hidupnya.
Meski harus berpuasa selama 22 jam, Sulaiman tetap bekerja seperti biasa dan tidak meminta dispensasi apapun dari tempat kerjanya. Ia juga tak mengeluh. (met/jpc/jpnn)
Ramadan di Islandia saat ini dirasakan umat muslim lebih lama berpuasa karena matahari bersinar selama 22 jam lamanya.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sebegini Angka Orang yang Menggunakan Motor ke Luar-Masuk di Jabodetabek pada H+3 Lebaran
- KAI Pastikan Tiket Kereta Masih Ada Selama Lebaran 2024
- Tol Bocimi Difungsikan untuk Urai Kemacetan ke Arah Jakarta
- Korlantas Polri Sebut Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Menurun
- Lebaran di Manado Tanpa Ketupat, Rendang & Opor Ayam Jadi Favorit
- Hari Ini Sampai 14 April Akan Diterapkan Ganjil Genap di Tol Japek-Kalikangkung