Ramadan, Inovasi Layanan Ibadah, Mampukah Kita?
Instansi pemerintah dan perusahaan swasta mengagendakan banyak kegiatan yang bertajuk buka puasa bersama. Khas Ramadan.
Tidak berbeda Ramadan tahun lalu. Seolah Ramadan merupakan rutinitas yang hambar dan tanpa inovasi. Mampukah kita pada Ramadan ini menumbuhkan inovasi dengan kreativitas ibadah kita?
Ramadan merupakan kesempatan bagi kita untuk melepaskan rutinitas dan menumbuhkan inovasi dalam beribadah.
Saatnya menumbuhkan inovasi dan meningkatkan kreativitas guna meningkatkan kualitas layanan ibadah.
Jika rutinitas kita pada Ramadan sekadar tidak makan tidak minum pada siang serta menggantinya dengan sahur dan berbuka, dalam Ramadan ini seharusnya ditingkatkan dengan menghindari kesombongan, menganggap diri lebih tinggi daripada orang lain, menghindari kebohongan, serta menghindari gibah dan menyakiti sesama.
Dalam Hadis Qudsi disebutkan bahwa Allah menisbatkan ibadah saum kepada diri-Nya, ”Sesungguhnya, ia adalah untuk-Ku.”
Balasan ibadah saum merupakan rahasia Allah dengan hamba-Nya. Bila diibaratkan puasa Ramadan sebagai sebuah layanan (baca layanan ibadah), bukankah
keberhasilan sebuah layanan bergantung pada tiga hal, penyedia layanan, sistem layanan, dan pengguna layanan.
Allah SWT merupakan pengguna layanan yang menilai kualitas layanan ibadah kita.
BARUSAN berlalu sebuah event, inovasi pelayanan publik tingkat nasional. Itu adalah sebuah simposium dan pameran yang menampilkan
- Sebegini Angka Orang yang Menggunakan Motor ke Luar-Masuk di Jabodetabek pada H+3 Lebaran
- KAI Pastikan Tiket Kereta Masih Ada Selama Lebaran 2024
- Tol Bocimi Difungsikan untuk Urai Kemacetan ke Arah Jakarta
- Korlantas Polri Sebut Jumlah Kecelakaan Selama Lebaran 2024 Menurun
- Lebaran di Manado Tanpa Ketupat, Rendang & Opor Ayam Jadi Favorit
- Hari Ini Sampai 14 April Akan Diterapkan Ganjil Genap di Tol Japek-Kalikangkung