Ramadan Menuntut Kita untuk Peka Terhadap Lingkungan

jpnn.com - HIKMAH yang terkandung dalam syariat puasa pada bulan Ramadhan salah satunya mengajarkan kita untuk merasakan nasib orang-orang miskin. Menahan lapar dan haus di siang hari bagi orang-orang mampu secara ekonomi sebenarnya adalah pilihan yang berat.
Karena memang mereka jarang, bahkan tak pernah, merasakan apa yang dinamakan dengan kelaparan. Di luar bulan Ramadhan, misalnya, setiap pagi sebelum beraktifitas dan berangkat ke kantor, aneka sarapan lezat yang tersedia di meja makan disantap.
Jika buru-buru dan takut terlambat masuk kantor maka orang mampu selalu membawa bekal sarapan. Jika di perjalanan nanti terjebak macet, mereka pun menggunakan waktu macet tersebut untuk menyantap sarapan yang tersedia.
Selanjutnya, saat siang hari datang, mereka menghentikan seluruh pekerjaan dan menggantinya dengan makan siang. Begitulah siklus hidup yang seakan sudah terjadwal rapi bagi orang-orang yang mampu.
Praktis tidak ada celah bagi kelaparan hinggap pada diri mereka. Tapi bagi mereka yang miskin, kelaparan adalah bagian dari cerita mereka dalam melewati hari-harinya.
Lewat bulan Ramadhan Allah SWT menghentikan sejenak siklus hidup orang mampu yang sedemikian sempurna itu. Mereka pun 'dipaksa' untuk tidak makan dan minum sepanjang hari.
Tidak ada dispensasi dan kompromi. Harga mati. kecuali bagi mereka yang sakit atau dalam keadaan safar. Tidak makan dan minum membuat 'nasib' mereka hampir sama seperti yang kerap dirasakan oleh orang-orang miskin.
Allah SWT seakan memberi pelajaran kepada hamba-Nya bahwa sebenarnya manusia tidak punya daya dan kekuatan ketika syariat-Nya sudah ditetapkan. Sekaya apapun seseorang ketika ketentuan Allah SWT datang, maka kekayaan itu tidak akan ada artinya.
HIKMAH yang terkandung dalam syariat puasa pada bulan Ramadhan salah satunya mengajarkan kita untuk merasakan nasib orang-orang miskin. Menahan lapar
- Eksistensi Suap Hakim, Mafia Hukum dan Peradilan di Indonesia: Penyakit Kronik dan Upaya Penanggulangannya
- Revisi UU TNI: Menyelaraskan Ketahanan dengan Dinamika Zaman
- Bawaslu Konsisten Mengawal Demokrasi
- Paradigma Pemidanaan KUHP Nasional
- Danantara dan Komitmen Presiden Bagi Hilirisasi SDA-Tanaman Pangan
- Papua dan Ujian Prabowo - Gibran