Ramadan Momentum Saling Bertoleransi Antarumat Beragama
jpnn.com, JAKARTA - Ramadan harus bisa menjadi sebuah momentum untuk saling bertoleransi dan hormat-menghormati antarumat beragama.
“Sebagai warga negara yang hidup dalam masyarakat yang majemuk, bulan Ramadan ini harus bisa dijadikan sarana untuk mengasah spirit toleransi dan kerukunan antar sesama umat tersebut,” ujar Koordinator Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Munawaroh di Jakarta, Selasa (13/6)
Wanita yang karib disapa Alissa Wahid itu menambahkan, toleransi pada dasarnya sikap untuk saling menghormati.
Sikap saling menghormati itu dasarnya adalah keyakinan bahwa semua manusia adalah ciptaan Tuhan. Karena itu, setiap manusia memiliki posisi yang setara yang nantinya akan dinilai oleh Tuhan
“Jadi yang membedakan atau manusia berbeda hanya dari ketakwaannya. Tuhan akan menilai manusia hanya dari ketakwaan. Bukan manusia yang menilai. Tetapi selain itu manusia di muka bumi ini adalah setara,” ujarnya
Dia menambahkan, manusia yang beragama harus bisa saling menghormati dan bertoleransi.
Untuk itu, dirinya meminta seluruh umat manusia untuk memulainya dari berpikir adil.
“Kalau kita bisa berpikir adil, lalu kalau kita mengikuti ajaran di dalam kitab suci bahwa Tuhan itu menciptakan manusia berbangsa-bangsa, bersuku-suku untuk saling mengenal dan saling membantu, maka toleransi seharusnya tidak menjadi masalah,” ujar putri Gus Dur tersebut.
Ramadan harus bisa menjadi sebuah momentum untuk saling bertoleransi dan hormat-menghormati antarumat beragama.
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Delapan Prabowo
- Tiga Presiden
- TAP MPR II/2001 Sudah Tidak Berlaku, Bamsoet Desak Segera Pulihkan Nama Baik Gus Dur
- Dewan Syura PKB: Pencabutan TAP MPR Memulihkan Nama Baik Gus Dur
- TAP MPR Soal Gus Dur Dicabut, Cak Imin Mengapresiasi Perjuangan Fraksi PKB