Ramai-Ramai Coba Isolasi Iran
Minggu, 04 Desember 2011 – 11:21 WIB
Menyusul kecaman keras Dewan Keamanan (DK) PBB terhadap program nuklir Iran, AS dan UE sepakat untuk menjatuhkan sanksi finansial dan ekonomi yang lebih tegas. Laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) beberapa waktu lalu membuat Barat semakin yakin bahwa Iran berniat menciptakan senjata nuklir. Sebab, dalam laporan itu, disertakan berbagai laporan intelijen terkait situs rahasia fasilitas nuklir Iran yang digunakan untuk memproduksi senjata.
"UE sepakat menjatuhkan sanksi baru terhadap Iran, yang meliputi 143 organisasi dan perusahaan serta 37 individu," terang Maja Kocijancic, jubir Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Catherina Ashton, usai pertemuan tingkat menlu UE. Selain finansial dan ekonomi, negara-negara UE juga akan memperketat kerja sama dalam bidang energi dan transportasi dengan Iran. Namun, UE belum mencapai kata sepakat soal sanksi tambahan pada sektor minyak Iran.
Sejak awal, minyak menjadi incaran utama UE. Sebab, sebagai negara penghasil minyak terbesar kedua OPEC, Iran mendapat pemasukan sebesar 80 persen dari minyak. UE berencana mengembargo minyak Iran di negara-negara anggotanya. Dengan begitu, Iran akan terpaksa kooperatif dalam perundingan nuklir. Sayangnya, dalam pertemuan di Brussels, Belgia, pada Kamis lalu, para diplomat UE gagal bersepakat.
Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe mengatakan bahwa Yunani keberatan atas penerapan embargo minyak Iran. Yunani bergantung pada minyak Iran dan tak sanggup menghentikan transaksi dengan pemerintahan negara itu. "Kami harus mempertimbangkan kepentingan Yunani. Tetapi, jika kebutuhan itu bisa dicukupi oleh negara-negara lain, kami akan tetap mewujudkan sanksi itu," paparnya.
TEHERAN - Serangan para mahasiswa dan Milisi Basij ke gedung Kedubes dan kompleks diplomatik Inggris di wilayah Qolhak Garden, utara Teheran, Selasa
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer