Ramai-ramai Makan Butiran Hujan Es
Selasa, 12 Juni 2012 – 08:01 WIB
Terpisah, petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dramaga, Djabariah mengatakan, fenomena hujan es terjadi melalui proses hail dan riming, yaitu terjadinya kenaikan molekul air dari tanah ke udara dalam waktu cepat. “Kenaikan uap air secara cepat itu yang menimbulkan awan konduktif,” ujar petugas prakiraan cuaca Stasiun Klimatologi Dramaga, Djabariah.
Menurut Djabariah, titik pembekuan (freezing) tersebut bisa mencapai temperatur -40 hingga -55 derajat Celcius. Kenaikan uap air juga terjadi dengan kecepatan mencapai 40 km per jam. “Sementara pada proses riming, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Pada proses ini, bentukan es bervariasi. Bisa kecil-kecil hingga mencapai sebesar kuku tangan. Namun tetap berpotensi mengganggu,” jelasnya.
Kendati demikian, Djabariah sendiri menambahkan bahwa cuaca ekstrem seperti ini dapat dikenali secara kasatmata atau dirasakan. “Biasanya bila akan terjadi cuaca ekstrem seperti ini, dimulai dengan panas terik di siang hari dan berubah secara drastis. Cuaca gelap dan pembentukan awan hujan cepat terbentuk,” tambahnya. (cr7/yan/sdk)
BOGOR- Selain puting beliung, hujan es juga melanda Bogor, kemarin. Sekitar pukul 15:00 WIB, hujan deras disertai petir dan angin kencang membuat
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS