Ramalannya Jitu, Ingatkan Potensi Gempa Selat Sunda
’’Empat bulan sebelum 26 Desember 2004, saya sudah memperingatkan potensi gempa dan tsunami itu,’’ ujar Danny saat ditemui Jawa Pos di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu (17/12). Malam itu Danny hendak berangkat menuju kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung.
Danny adalah direktur program penelitian gempa bumi di LIPI. Pria kelahiran Subang, Jawa Barat, 11 Desember 1961, tersebut mulai meneliti gempa di pesisir barat Sumatera pada 1995.
Bersama Profesor Kerry Sieh dari Caltech Tectonic Observatory yang juga pembimbing disertasi doktoralnya di California Institute of Technology, Danny melakukan penelitian di pantai Sumatera Barat hingga Kepulauan Mentawai. Namun, penelitian di pesisir Aceh justru belum sempat dilakukan karena kondisi konflik bersenjata saat itu.
Ramalan tentang gempa Aceh sebenarnya sudah diinfokan Danny jauh-jauh hari sebelum kejadian. Pada 2000 dia bersama Profesor Sieh menulis artikel berjudul Neotectonics of the Sumatran Fault di Journal of Geophysical Research.
Pada 2004, sebelum gempa terjadi, Danny kembali menerbitkan tulisan Paleo Geodesy of the Sumatera Subduction Zone di jurnal paling bergengsi di kalangan ahli geologi dunia tersebut.
Di dalam negeri, Danny juga mengungkapkan proyeksi tentang potensi gempa besar di pesisir barat Sumatera dalam berbagai forum ilmiah. Misalnya, dalam seminar tentang rencana pembangunan jembatan Selat Sunda di kantor LIPI Bandung ataupun seminar tentang tsunami disaster di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta pada awal 2004.
’’Salah satu tujuan meneliti gempa adalah proyeksi atau ramalan. Dengan begitu, pemerintah dan masyarakat bisa melakukan langkah antisipasi sebelum gempa benar-benar terjadi,’’ sebutnya. Jitunya ramalan Danny pada gempa dahsyat Aceh membuat namanya terpandang di kalangan ahli geologi dunia.
Bagaimana meneliti gempa bumi? Danny menyebut, ada beberapa metode. Pertama, meneliti mikroatol untuk mengukur terumbu karang (koral) yang terangkat atau tenggelam oleh gerakan muka bumi. Kedua, menggunakan citra satelit. Ketiga, menggunakan global positioning system (GPS).
INDONESIA adalah negeri langganan gempa. Namun, ironisnya, ilmuwan yang mendalami ilmu gempa bisa dihitung dengan jari. Salah satunya Danny Hilman
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408