Rambut Anak Sering Rontok? 4 Hal ini Bisa jadi Biang Keroknya

2. Alopeciaareata
Berbeda dengan tineakapitis, alopeciaareata merupakan kondisi rambut rontok yang tidak menular. Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara keliru menyerang folikel rambut. Folikel rambut sendiri berfungsi sebagai unit pertumbuhan pada setiap batang rambut.
Apabila folikel rambut mengalami kerusakan, ini berarti tidak ada rambut yang tumbuh di folikel tersebut. Akibatnya, muncul kebotakan di daerah kepala tertentu yang biasanya tampak mulus, berbentuk lingkaran atau oval, dan berwarna merah muda pucat.
Kondisi ini bisa sembuh dengan sendirinya dan tidak kambuh lagi. Namun, pada beberapa anak ada juga yang mengalami sejumlah episode sembuh dan kambuh hingga beberapa kali, hingga akhirnya rambut permanennya bisa tumbuh. Apabila kerontokan yang dialami anak cukup luas, pertumbuhan rambutnya bisa sama sekali tidak terjadi.
3. Telogeneffluvium
Telogeneffluvium adalah kerontokan rambut yang disebabkan karena anak menderita stres berat atau depresi, setelah operasi, cedera parah, penggunaan obat tertentu, demam tinggi, infeksi berat atau penyakit lainnya, serta perubahan hormon secara tiba-tiba.
Kondisi ini bisa menyebabkan kebotakan sebagian atau seluruhnya. Sampai saat ini, belum ada tes khusus untuk diagnosis telogeneffluvium. Biasanya, setelah anak keluar dari situasi stres, pertumbuhan rambutnya akan kembali normal. Ini umumnya memakan waktu sekitar enam bulan sampai satu tahun atau lebih.
4. Penyebab lainnya
Sebaiknya para orang tua tak menganggap enteng dengan kerontokan yang terjadi pada si buah hati.
- Jenazah Ray Sahetapy Telah Dimakamkan, Anak: Mohon Maaf Apabila Semasa Hidup...
- Tren Perkawinan Anak Menurun, Waka MPR Ingatkan Hal Ini Penting Harus Dilakukan
- Harapan Iis Dahlia untuk Calon Pasangan Anak-anaknya
- Iis Dahlia Ungkap Alasan Takut Meninggal Dunia
- Wakil Ketua MPR Ingatkan Potensi Peningkatan Pekerja Anak Harus Segera Diantisipasi
- Ahli Sarankan Pembatasan Konsumsi Gula saat Anak Berbuka Puasa