Rambut Putih
Oleh: Dahlan Iskan
Bahwa 25 komandan lapangan itu menganggukkan kepala, kata koran itu, karena selama ini pun si Rambut Putihlah yang jadi komandan Wagner sebenarnya. Mereka memanggil si Rambut Putih dengan kode militer: Sedoi. Itu bisa berarti si Rambut Putih, bisa juga berarti lambang keteladanan dalam budaya St Petersburg.
Si Sedoi sudah malang melintang sejak muda. Ia ikut terjun di perang pertama Afghanistan. Tahun 1980-an. Di zaman Perang Dingin. Yakni ketika Uni Soviet ingin menarik Afghanistan ke blok Soviet.
Amerika Serikat tidak rela.
Amerika mendalangi gerakan perlawanan di Afghanistan. Amerika membentuk kelompok pejuang Mujahidin. Kelompok keras dalam beragama. Sangat anti komunis.
Mujahid dari berbagai negara pun ikut berjihad bersama Mujahidin di Afghanistan. Termasuk kelompok Osama bin Laden. Mujahidin berhasil mengalahkan Soviet. Lalu membentuk pemerintahan Islam yang keras.
Ketika Mujahidin berperang melawan Soviet itulah saya ikut rombongan Presiden Soeharto ke Tashkent, Samarkand, Moskow dan Leningrad.
Waktu bermalam di Tashkent –sebelum ke makam Imam Bukhori di Samarkand– pintu kamar hotel saya diketok tiga kali. Tengah malam. Saya agak takut. Ini di negara komunis. Tetapi saya buka juga pintu kamar.
"Assalamu'alaikum," kata salah satu dari dua orang itu. Salam itu diucapkan sangat lirih. Seperti setengah rahasia.