Rani Syaefullah, Balita PSAB Sidoarjo, Penyandang Apert Syndrome
Sekarang Punya Jari untuk Hidup Mandiri

”Operasi kedua, jari tengah dan manis dipisahkan. Sekarang lima jari terpisah,” perempuan 59 tahun itu.
Dalam operasi kedua tersebut, proses berjalan lebih lancar. Tidak ada infeksi pascaoperasi. Rani pun lebih nyaman. Tidak ada tangisan lagi. Tapi, kini Rani harus bersiap kembali untuk dioperasi. Rencananya, dia menjalani pembedahan kali ketiga untuk merekonstruksi dahi dan tulang hidung yang masuk ke dalam.
Operasi ketiga harus segera dilakukan karena Rani saat ini sulit bernapas saat tidur gara-gara bentuk tulang hidung tersebut. Karena itu, saat tidur mulutnya menganga, terbuka untuk bernapas. Jika tidak segera dioperasi, dikhawatirkan akan berakibat fatal. ”Kalau bermain-main tidak sulit bernapas. Hanya waktu tidur,” lanjut Eny.
Rani agak sulit diajak berkomunikasi. Bicaranya cedal. Untuk mengucap huruf tertentu, dia juga kesulitan. Karena langit-langit mulutnya tinggi, dia tidak bisa mengucap huruf R, L, M, maupun N dengan sempurna.
Meski demikian, Rani senantiasa terlihat gembira. Dengan rambut ikalnya dan kulit putih bersihnya, Rani pun terlihat memesona. Mengenakan pakaian apa pun, dia terlihat ayu. Meski punya kekurangan, Rani tidak ingin aktivitasnya terbatas.
Dia juga enggan memperlihatkan deritanya kepada orang. Ketika luka operasi akan diperlihatkan ke orang, dia selalu menghindar. Seolah Rani berpesan bahwa dirinya baik-baik saja. Meski dibuang orang tua, dia bisa mandiri di kemudian hari. (*/c7/dos)
Unit Pelayanan Teknis (UPT) Panti Sosial Asuhan Balita (PSAB) Sidoarjo merawat 53 balita. Sembilan di antaranya berkebutuhan khusus. Rani Syaefullah,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu